KH Ali Maschan Moesa Siap Hadiri Dzikir dan Doa di Istana Negara
Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali akan menggelar Dzikir dan doa bersama ratusan ulama di Istana Negara
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali akan menggelar Dzikir dan doa bersama ratusan ulama di Istana Negara, Rabu (1/8) malam.
Sejumlah kalangan mengapresiasi dzikir dan doa bersama di Istana Negara yang mulai menjadi tradisi.
Memang sejak banga ini mencicipi kemerdekaan 73 tahun silam, baru di era Presiden Jokowi ada dzikir dan doa di Istana Negara.
Kali pertama dzikir dan doa bersama di Istana Negara diinisiasi oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), dimana Presiden Jokowi adalah Ketua Dewan Pembinanya.
Pada dzikir dan doa bersama bertema Amanah Pemimpinnya, Makmur Rakyatnya, Berkah Negerinya kali ini, kembali akan dihadiri ratusan ulama dari penjuru Nusantara.
Salah satunya, KH Ali Maschan Moesa. Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Husna, Jawa Timur itu mengaku siap hadir dalam dzikir dan doa bersama.
Menurutnya, kegiatan ini sangat positif karena dengan berdzikir manusia akan mengingat kepada penciptanya, Allah SWT.
”Pada prinsipnya, dzikir adalah cara kita (umat Islam) mengingat Allah. Ini sangat positif untuk dijadikan tradisi dan upaya membangun bangsa yang religius,” ungkap kiai Ali Maschan Moesa, Selasa (31/7).
Lebih lanjut Ali Maschan mengaku prihatin mulai banyak umat yang memiliki prinsip membela agama. Padahal, katanya, hal itu ada nomor kesekian.
”Yang paling prinsip adalah mengingat Allah. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun dalam berdakwa tidak pernah mengatakan untuk selalu ingat Islam, tetapi mengingat Allah,” tuturnya.
Terkait dzikir dan doa di Istana Negara dianggap beraroma politik, menurut Ali Maschan hal itu wajar. Sebab, saat ini memasuki tahun politik. Namun, ditegaskan Ali Maschan, tidak ada tidak ada yang berhak menghakimi orang datang dan ikut berdzikir.
”Kita kembalikan saja pada hati masing-masing. Kita datang untuk apa? Berdzikir mengingat Allah, biarkan saja ada yang ngomong itu agenda politik dan sebagainya,” katanya.
”Kita tidak boleh menghakimi orang yang datang. Karena kita tidak pernah tahu isi hati orang yang datang. Hanya Allah yang tahu hati orang,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PB MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan, sebanyak 2000 jamaah dan 1000 kiai dan habaib siap berdzikir dan bersama di Istana Negara. Jamaah, kiai dan habaib itu sudah terkoordinasi dalam undangan yang dibagikan MDHW.
"Antusiasme mengikuti dzikir di Istana Negara besok sangat tinggi. Tapi karena keterbatasan tempat, hanya 2000 jamaah dan 1000 kiai dan habain yang bisa masuk. Kami mohon maaf kepada para pihak yang tidak kebagian undangan," jelasnya.
Mengingat tingginya animo masyarakat dalam berdzikir, lebih lanjut Hery mengatakan, MDHW akan menggelar dzikir dan doa bersama di setiap provinsi dan kota di seluruh Indonesia.