Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Asisten Pribadi Nur Mahmudi Kaget Dengar Mantan Bosnya Ditetapkan Tersangka

Terkait status tersangka, Tafi menyebut belum mengetahui langkah hukum yang ditempuh mantan Wali Kota Depok selama dua periode itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mantan Asisten Pribadi Nur Mahmudi Kaget Dengar Mantan Bosnya Ditetapkan Tersangka
Warta Kota/dodi hasanudin
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail naik motor menuju kantor KPK dari Depok, Jawa Barat, Selasa (11/12/2012). Nur Mahmudi naik motor untuk mengkampanyekan gerakan sehari tanpa mobil. Warta Kota/Dodi Hasanudin 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Bekas asisten pribadi Nur Mahmudi, Tafi mengaku kaget setelah mengetahui kabar bahwa mantan atasannya ditetapkan sebagai tersangka oleh Unit Tipikor Polresta Depok sejak Senin (20/8/2018).

Terlebih Tafi mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan sejumlah media massa sejak Selasa (28/8/2018) sekira pukul 19.00 WIB.

"Saya kaget saja, dengar dari media. Terus kata teman, wartawan dari pagi sudah di sini, saya diberitahu," kata Tafi di Cimanggis, Depok, Rabu (29/8/2018).

Terkait status tersangka, Tafi menyebut belum mengetahui langkah hukum yang ditempuh mantan Wali Kota Depok selama dua periode itu.

Baca: Polisi Belum Tahan Nur Mahmudi Ismail

Menurutnya Nur perlu berkonsultasi dengan pengacara sebelum memutus langkah hukum yang diambil.

"Beliau masih mau konsultasi dengan pengacara, nanti pengacara yang lebih kompeten," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Sebagai informasi, Nur dan mantan Sekda Harry Prihanto ditetapkan sebagai tersangka karena kasus korupsi pengadaan lahan untuk pelebaran Jalan Nangka di Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos.

Penetapan tersangka itu setelah Polresta Depok menerima hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jakarta.

Polresta Depok yang kini masih bungkam soal penetapan tersangka telah menyelidiki kasus ini sejak tahun 2017.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menyebut kerugian yang dialami negara mencapai Rp10,7 miliar.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas