Dugaan Korupsi Jalan Nangka, Mantan Sekda Depok Janji Hadir di Mapolresta Besok
Dalam pemangggilan sebelumnya, Rabu (5/9/2018), Harry tidak datang dengan alasan ada urusan penting dan sudah terjadwal di Cirebon
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Mantan Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Harry Prihanto, tersangka kasus dugaan korupsi Jalan Nangka, Tapos, berjanji akan memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan di Mapolresta Depok, Rabu (12/9/2018) besok.
Dalam pemangggilan sebelumnya, Rabu (5/9/2018), Harry tidak datang dengan alasan ada urusan penting dan sudah terjadwal di Cirebon.
Baca: Mantan Wali Kota dan Sekda Depok Kembali Dipanggil Polisi Pekan Depan
Saat itu Harry melalui kuasa hukumnya meminta jadwal pemeriksaan ditunda sampai pekan ini.
Hal itu diungkapkan Kuasa Hukum Harry Prihanto, Ahmar Ihsan Rangkuti, kepada Warta Kota, Selasa (11/9/2018).
"Insya Allah beliau siap dan akan hadir, besok," kata Ihsan.
Menurut ihsan, dalam pemeriksaan Rabu besok, Harry Prihanto akan membeberkan bagaimana proses penganggaran pelebaran Jalan Nangka dilakukan.
Sebelumnya Harry melalui Ihsan menilai bahwa penetapan menjadi tersangka sangat aneh dan janggal.
Sebab Harry mengklaim penganggaran dan pengucuran dana pembebasan lahan, prosesnya berjalan lancar.
Sehingga semuanya sudah clear dan selesai atau tak ada masalah.
"Beliau sempat sampaikan bahwa terkait pelaksanaan anggaran proyek Jalan Nangka tersebut di tahun 2015, sebenarnya sudah clear dan jelas sekali, sehingga tidak ada masalah dan persoalan apapun" kata Ihsan.
Namun kata Ihsan, Harry mengaku tak tahu apa alasan penyidik memposisikan proyek pelebaran Jalan Nangka ini sehingga kepolisian menilai adanya dugaan korupsi yang dilakukan Harry sebagai Sekda Depok saat itu.
"Jadi posisi kasus ini oleh kepolisian seperti apa sesungguhnya, dan kenapa bisa mengarah ke Pak Harry, kita tidak tahu," katanya.
Yang jelas kata Ihsan, Harry menilai ada keanehan dan kejanggalan dengan penetapan status tersangkanya.
"Keanehan yang dirasakan beliau adalah di proyek ini kan belum ada pelaksananya. Seharusnya dalam proyek tersebut, harus ada pelaksananya dan pelaksana mesti diperiksa polisi. Disini anehnya menurut beliau, sebab belum ada pelaksananya yang sudah diperiksa, tapi sudah ada tersangkanya.Jadi seakan langsung loncat ke beliau," kata Ihsan.