Guru Tak Transparan Soal Duit Opening Asian Games, Siswa SMA 46 Gelar Aksi Demo
Polemik uang operasional para pelajar yang jadi penari Opening Asian Games 2018 masih terus berlanjut.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik uang operasional para pelajar yang jadi penari Opening Asian Games 2018 masih terus berlanjut.
Pada Jumat (28/9), para pelajar SMAN 46 Jakarta melakukan aksi demo di lapangan sekolahnya menuntut transparansi lebih rinci soal pengelolan uang operasional penari opening Asian Games 2018.
Mereka mempertanyakan sisa uang sebesar Rp88.216.000 yang belum jelas pengelolaannya.
Menurut Carissa, Ketua OSIS SMAN 46 Jakarta demo berlangsung dari selepas istirahat pertama sekitar pukul 10.00 sampai pulang sekolah sekitar pukul 11.30.
Mereka yang ikut demo nggak cuma yang jadi penari aja sob, tapi pelajar dari dua angkatan sekaligus.
Mereka melakukan aksi tersebut lantaran guru pendamping sekolah enggan memberi transparansi lanjutan dari rincian yang telah diberikan, khususnya sisa saldo sebesar Rp88.216.000.
"Soalnya kata guru pembimbing aku, kita semua sekolah dapatnya sama Rp650.000. Tapi, kita ngerasa nggak adil soalnya sekolah lain fasilitasnya bagus kayak busnya bagus, setiap mau berangkat latihan mereka dikasih sarapan kayak J.Co, Dunkin, semacamnya. Sedangkan kita bisnya nggak layak, AC-nya bocor, panas, makanannya juga nggak mahal-mahal banget," kata Bunga (nama disamarkan), pelajar SMAN 46 Jakarta yang juga jadi penari.
Akhirnya, empat guru pembimbing (satu di antaranya leader pendamping) bersama Wakil Kepala Sekolah, pengawas, perwakilan OSIS, perwakilan ekskul saman (Ratoeh Jaroe), dan perwakilan kelas XI bertemu di ruang Kepala Sekolah. Mereka mencoba mencari jalan tengah dari masalah yang terjadi.
Hasil akhirnya adalah, Rabu mendatang guru pembimbing akan menjelaskan rincian lebih lanjut pengelolaan uang operasional penari Opening Asian Games 2018.
Terkait rincian yang akan dikasih hari Rabu, Bunga bilang ia dan teman-temannya bakal berbincang lagi.
"Kita mau omongin lagi, soalnya bener-bener nggak masuk akal kan itu transparansi dananya," kata Bunga.
Demo dadakan dua angkatan
Para pelajar dua angkatan secara dadakan melakukan aksi demo Jumat lalu. Tadinya, mereka disuruh meminta rincian dana lebih lanjut pada Rabu pekan depan.
Namun, menurut Carissa, para pelajar udah greget banget sob dan memutuskan demo secara mendadak.
"Awal mulanya dari ribut-ribut soal selisih jumlah uang yang turun ke peserta Opening Asian Games yang potongan uangnya ya nggak wajar kalau menurut kita," kata Carissa.
Lebih lanjut, Carissa bilang ke HAI kalau belum ada itikad baik dari guru pembimbing saat diminta rincian. Padahal, pelajar telah berusaha berbicara baik-baik sampai ke kepala sekolah.
"Akhirnya 2 angkatan di sekolah aku mutusin untuk ngadain demo," tambah Carissa.
Proses koordinasi para pelajar sendiri diawali dari grup penari, lalu terus bersambung ke grup masing-masing angkatan untuk turun ke lokasi demo, yakni lapangan sekolah. Saat di lapangan para pelajar pun melakukan berbagai yel-yel dan membawa beragam tulisan tangan di karton yang menutut transparansi pengelolaan uang operasional.
Aksi demo ini sendiri merupakan keinginan bersama dari seluruh penari. Sedangkan para pelajar lain turut bersimpati atas masalah teman mereka yang menjadi penari.
Carissa sebagai ketua OSIS pun udah izin dan konsultasi terlebih dahulu ke pihak sekolah. Proses konsultasi dilakukan Carissa dengan guru BK mencari jalan tengah baiknya kayak gimana bro, karena menurutnya Carissa lah yang akan bertanggung jawab kalau ada apa-apa nantinya.
"Kalo soal diizinin, sekolah nggak bilang diizinin sih. Tadi guru-guru pas kita aksi di lapangan kayak udah memaklumi gitu. Kan mereka ngerti kita menuntut apa yang jadi hak kita," papar Carissa saat dihubungi HAI.
Ketika berusaha melakukan konfirmasi ke pihak sekolah melalui guru BK terkait aksi ini. Namun, guru bersangkutan menolak untuk dimintai keterangan karena sedang ada kegiatan.
Fyi, sebelumnya pelajar SMAN 46 Jakarta emang udah dapat nih bro selembar kertas rincian pengelolaan uang operasional dengan judul "Prediksi Dana Asian Games".
Dari rincian tersebut, total penerimaan yang didapat sekolah ialah Rp210.600.000 dengan perhitungan per pelajar mendapat Rp200.000 per pertemuan. Total ada 81 pelajar dan mereka mengikuti 13 kali pertemuan.
Selain itu, terdapat rincian soal pengeluaran yang terbagi menjadi dua, yakni Pengeluaran Siswa dan Pengeluaran Pembimbing.
Dalam rincian Pengeluran Siswa disebutkan, terdapat alokasi uang untuk makan, snack, minum, baju seragam, bis, dan transport pelajar.
Sedangkan dalam rincian Pengeluaran Pembimbing disebutkan sama, kecuali bis. Selain itu nominal transportasi pembimbing sebesar Rp200.000 per pertemuan.
Uang operasional juga dirinci untuk biaya tak terduga sebesar Rp1.300.000 dan apresiasi untuk sekolah sebesar Rp5.000.000.
Total pengeluaran SMAN 46 Jakarta ialah Rp122.384.000. Dari uang penerimaan dan uang pengeluaran terdapat sisa saldo sebesar Rp88.216.000. Saldo ini lah yang lantas dipertanyakan para pelajar rincian lebih jelasnya.
Carissa sendiri mewakili teman-temannya berpendapat kalau mereka nggak masalah sob kalau sisa uang emang nggak turun lagi. Asal, penggunaannya emang jelas.
"Kalo memang uangnya mau dipergunakan untuk fasilitas sekolah ya kita coba memaklumi, tapi jujur aja kalo ada lebihnya," kata Carissa.
Berita ini sudah tayang di hai-online berjudul Siswa SMAN 46 Jakarta Demo Tuntut Transparansi Uang Operasional Opening Asian Games