Soal Wagub DKI, Taufik: Mesti Ikhlas, Target Kita kan Bukan Mengejar Jabatan
Hasil kesepakatan pertemuan antara elite Gerindra dan PKS memutuskan bahwa kursi Wagub DKI adalah milik PKS.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil kesepakatan pertemuan antara Gerindra dan PKS memutuskan bahwa kursi Wagub DKI adalah milik PKS.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik mengaku ikhlas bila dirinya gagal menjadi Wagub DKI.
"Mesti ikhlas. Kalau kita kan memang bukan target kita ngejar jabatan," terang Taufik di Kantor DPD Gerindra DKI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).
Meski dua partai pengusung telah sepakat memberikan jatah posisi DKI 2 kepada PKS, namun kesempatan bagi Taufik untuk mengikuti fit and proper test (uji kepatutan dan kelayakan) masih terbuka jika memang ada permintaan.
"Nah, bisa jadi kalau permintaan, bener nggak?" imbuh dia.
Baca: Soal Wagub DKI, Anies Harap Ada Kesepakatan Bulat PKS-Gerindra, Bukan Kesepakatan Lonjong
Sebelumnya, M. Taufik percaya diri bisa mendampingi Anies Baswedan di kursi kepemimpinan DKI.
Hal itu diperkuat dengan klaim bahwa dirinya telah ditunjuk partainya untuk gantikan posisi Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.
Dua partai pengusung Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017 lalu, PKS dan Gerindra memang punya kesempatan untuk mengajukan wakilnya kepada Gubernur DKI untuk kemudian disampaikan ke DPRD DKI.
Soal siapa yang diajukan merupakan kesepakatan dari kedua partai.
Dalam hal ini, Gerindra dan PKS sama-sama memiliki kesempatan untuk mengajukan nama.
Namun dengan keputusan bahwa jatah kursi DKI 2 adalah milik PKS sesuai komitmen Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, maka peluang M. Taufik melaju bisa dibilang tertutup.