Begini Cara Polisi Melacak Tersangka Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Anak pemilik kontrakan, Alif Baihaqi menjelaskan, tidak banyak yang dilakukan oleh HS selama berada di kontrakan yang memiliki belasan pintu.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, HS hanya sempat 10 menit berada di kontrakan yang berada di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Anak pemilik kontrakan, Alif Baihaqi menjelaskan tidak banyak yang dilakukan oleh HS selama berada di kontrakan yang memiliki belasan pintu.
Pukul 10.00WIB, Selasa (13/11/2018), HS datang dan memarkirkan mobil Nissan Xtrail berwarna silver di halaman dalam lingkungan kontrakan.
Setelah itu, dia menemui pengelola kontrakan yang berada di depan dan meminta satu unit untuk disewa.
Pria yang memiliki logat Sumatera Utara itu, kemudian meminta untuk diantarkan ke dalam kamar bernomor 201.
"Tidak lama kok. Paling 10 menit saja. Datang, taruh mobil, lihat kamar, terus bayar. Setelah itu dia langsung pergi lagi," ungkap Alif di Bekasi, Kamis (15/11/2018).
Baca: Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, HS Mengaku Membunuh dengan Linggis
Lokasi kontrakan yang cukup berjarak dari pusat pemerintahan di Cikarang, ternyata HS sebelumnya juga pernah main ke kontrakan dua lantai tersebut.
Teman satu kantornya, pernah tinggal di tempat itu selama satu tahun. Sehingga, lokasi tersebut tidak asing baginya. Pun begitu dengan salah satu penghuni lainnya.
Seorang karyawan lain yang tingga di sana. Kepada Alif, ia menyebut HS sedang dicari polisi di kantor.
Dirinya yang tidak terlalu akrab dengan HS, akhirnya membuka suara pada Rabu (14/11) pagi kepada Alif, bahwa HS telah melakukan pembunuhan.
"Setelah itu, saya langsung lapor polisi. Ada mobil yang dibawa dan kemungkinan mobil itu dibawa dari Pondok Gede. Pas dicek, tidak tahunya sama persis," ungkapnya.
Alif Baihaqi yang mengetahui nomor telepon yang bersangkutan, membantu polisi untuk melacak keberadaan HS yang tidak kunjung pulang setelah satu hari tidak pulang ke kontrakan.
"Polisi meminta saya untuk SMS dia terus dengan dalih menagih sisa pembayaran sebesar Rp 500 ribu. Beberapa kali tidak menjawab, terakhir dia menjawab akan segera dilunasi," jelasnya.
"Dia balas 'saya sedang meeting'. Sudah itu saja dan akan membayar melalui m-banking," lanjut Alif.