Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Tak Punya IMB, Warga Harap Rumahnya di Bangun Kembali

Edi yang sudah menetap sejak tahun 1986 atau 32 tahun silam itu mengungkap pendirian rumahnya tak memiliki IMB.

Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Meski Tak Punya IMB, Warga Harap Rumahnya di Bangun Kembali
Tribunnews.com/Danang Triatmojo
Edi Tauhid, pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek daring ini mengungkapkan rumahnya yang nyaris ambles dan paling condong ke arah Kali Ciliwung 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebanyak enam rumah warga di Jalan Lodan, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara alami ambles dimana tanah dibawahnya jatuh ke dalam.

Disinyalir, hal itu bisa terjadi karena ada penggerusan tanah oleh air sungai yang merembes.

Akibatnya, 32 jiwa dari delapan kepala keluarga terdampak, terpaksa harus mengungsi.

Salah satunya, Edi Tauhid, pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek daring ini mengungkapkan rumahnya yang nyaris ambles dan paling condong ke arah Kali Ciliwung itu bisa segera dibangun kembali seperti sedia kala.

"Rumahnya yang miring sekali, yang paling kiri. Harapannya ya dibangun lagi seperti semula," ujar Edi saat duduk didalam tenda pengungsian, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (20/11/2018) siang.

Edi yang sudah menetap sejak tahun 1986 atau 32 tahun silam itu mengungkap pendirian rumahnya tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Berita Rekomendasi

Sebagian besar dari mereka telah dipindahkan oleh Gubernur terdahulu, Basuki Tjahja Purnama ke rusun-rusun di Marunda. Edi dan warga lainnya tetap memilih bertahan.

Alasannya sederhana, mereka yang bermukim dekat bantaran anak Kali Ciliwung itu melangsungkan kehidupannya dengan bekerja, berwirausaha, maupun menyekolahkan anak-anak mereka disana.

"Kalau disini nggak ada IMB-nya, sebagian besar warga disini dipindahin ke rusun-rusun ini tinggal sisanya yang masih tinggal di wilayah Ancol. Diperbaikin lagi lah seperti semula, orang disini usahannya disini, sekolahnya pun disini. Saya tinggal dari tahun 86 udah di wilayah sini," ujar Edi.

Sementara menunggu harapannya itu terwujud, Edi dan warga lainnya mesti mengungsi ke tenda yang tak jauh dari lokasi tanah ambles.

Atap tenda banyak berlubang, wilayah sekitar pun penuh debu. Entah bagaimana mereka menghadapi kondisi tersebut ketika hujan lebat tiba.

Masuk ke dalam tenda, ada beberapa alas tidur dengan dua hingga tiga bantal menumpuk. Di pojok atas sebelah kiri pintu masuk tenda, ada sebuah kipas angin dan satu televisi untuk usir kepenatan dan kepengapan.

Sementara kebutuhan mereka, lanjut Edi, paling utama yakni susu untuk anak mereka, makanan dan obat-obatan.

"Kebutuhannya ini kan anak-anak ya susu, makanan, juga obat-obatan," tutur Edi.

Bak gayung bersambut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kala itu terjun meninjau lokasi mengatakan bakal segera membangun kembali rumah mereka seperti semula.

Namun pembangunan rumah itu harus lebih dulu menunggu pembuatan dinding penahan air sungai sepanjang 80 meter di bantaran anak kali Ciliwung tersebut.

Gunanya, sebagai penahan air sungai agar tak lagi mengikis tanah dibawah rumah yang ambles tersebut. Pembuatan dinding pembatas itu diestimasi akan selesai dalam dua minggu ke depan.

"Insya Allah pertengahan Desember sudah bisa selesai karena ini hanya bisa dikerjakan sesudah tanah disini tertutup, wong jalan kesana saja beresiko tidak mungkin dikerjakan kontruksi rumahnya sebelum tembok penahan tanah ini selesai," kata Anies usai meninjau lokasi rumah ambles di Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (20/11/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas