Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Giant Sea Wall Dinilai Solusi Atasi Banjir Rob Jakarta

Menurut dia, proyek tanggul pantai tetap berjalan tapi sekarang kendali dibawah pemerintah pusat yakni Kementerian PUPR.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Giant Sea Wall Dinilai Solusi Atasi Banjir Rob Jakarta
Tribunnews/JEPRIMA
Foto ilustrasi: Sejumlah anak bermain air di dekat Giant Sea Wall atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (3/1/2018). Ketika air laut pasang anak-anak dikawasan tersebut lebih suka bermain air disana. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu Kota Jakarta membutuhkan giant sea wall untuk mencegah terjadinya banjir rob.

Pernyataan ini disampaikan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Air dan Sumber Daya Air, Firdaus Ali.

Firdaus mengatakan sekarang giant sea wall dikembangkan menjadi national capital integrated coastl development (NCICD). Menurut dia, proyek tanggul pantai tetap berjalan tapi sekarang kendali dibawah pemerintah pusat yakni Kementerian PUPR.

“Sekarang namanya NCICD (national capital integrated coastal development) dan itu tetap jalan. Sekarang dibawah Kementerian PUPR,” kata Firdaus di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Menurut dia, program NCICD ini bukan hanya Pemerintah Provinsi DKI saja tapi juga melibatkan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kini, perencanaannya sedang dimatangkan pemerintah pusat.

Baca: Pemerintah Antisipasi Kerawanan Pemilu Setelah Insiden Penembakan Pekerja di Nduga Papua

“Itu sedang dimatangkan perencanaannya di Kementerian PUPR dengan melibatkan tenaga ahli Belanda, Korea, Jepang dan Indonesia,” ujarnya.

Firdaus menjelaskan NCICD pengembangan lebih terpadu dari giant sea wall. Karena giant sea wall hanya membangun tanggul saja, tapi NCICD akan mengkaitkan dengan pengembangan kawasan dan wilayah.

Berita Rekomendasi

“Aspek macam-macam lingkungan, keterpaduan, finansial ekonomi, pengembangan kawasan pantai, tanggul juga akan dijadikan jalur untuk kereta api dan tol sehingga orang tidak perlu lagi masuk ke dalam kota,” jelas dia.

Misalkan, kata Firdaus, dari Cikarang, Bekasi nanti bisa melalui pinggir pantai yang dibangun tanggul itu sampai ke daerah Banten. Sehingga, beban transportasi terutama truk-truk kendaraan berat itu tidak lagi masuk ke dalam kota termasuk Priok.

“Intinya sama tapi lebih dikembangkan, kalau cuma giant sea wall itu gunanya bikin tanggul saja. Tapi kalau ini (NCICD) kan tidak, di atas tanggul itu akan ada macam-macam nanti, ada tanggul baru, ada jalur kereta api, ada jalan tol, ada perumahan nelayan, penampungan nelayan,” katanya.

Ia berharap program tanggul pantai NCICD ini bisa segera rampung studi atau desainnya tahun akhir 2018, namun memang tampak akan diperpanjang studi atau desainnya sampai akhir 2019.

“Kalau semuanya smooth, tahun 2020 harusnya sudah groundbreaking. Karena ini untuk menahan rob dan kedua juga Jakarta tidak tenggelam,” tandasnya.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Anies Baswedan menilai proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di utara Jakarta harus dipertimbangkan ulang. Menurut dia, Jakarta butuh pembangunan tanggul pantai.

"Yang benar-benar dibutuhkan di Jakarta adalah tanggul pantai. Jadi, wall yang sepanjang pesisir pantai kita,” kata Anies.

Anies mengatakan tanggul pantai dibutuhkan mengingat tanah di Jakarta mengalami penurunan, sedangkan permukaan air laut mengalami naik turun. Maka, ini dibutuhkan untuk mencegah rob sehingga tanggul di pesisir itu sangat perlu.

“Tanggul yang luas di depan sana greatest sea wall itu yang perlu dipertimbangkan ulang. Mengapa? Karena justru dengan air yang muncul dari daratan begitu banyak ke pesisir," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas