Pembangunan ITF Sunter Dirancang Ramah Lingkungan dan Memenuhi Standar Uni Eropa
Fasilitas tempat pengelolaan sampah ITF Sunter diklaim dirancang ramah lingkungan serta memenuhi standar lingkungan tertinggi Uni Eropa.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memulai pembangunan tempat pengelolaan sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter Jakarta Utara pada 20 Desember 2018 mendatang.
Fasilitas tempat pengelolaan sampah ini diklaim dirancang ramah lingkungan serta memenuhi standar lingkungan tertinggi Uni Eropa.
ITF Sunter dirancang sesuai ketentuan Uni Eropa yang mengacu baku mutu dari European Parliament and The Council Directive No 2010/75/EU Annex VI.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) ITF Sunter, Novianto Hadi Suwito saat pembahasan dokumen Andal dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) Kamis (13/12/2018).
"Ketentuan Uni Eropa menerapkan baku mutu emisi yang lebih ketat dibandingkan aturan di Indonesia," kata Novianto melalui siaran pers dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta kepada Tribunnews.com, Jumat (14/12/2018).
Novianto menambahkan, Permen LH No. 70/2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan Kegiatan Pengolahan Sampah secara Termal mengatur baku mutu total partikel 120 mg/Nm3, sedangkan standar Uni Eropa hanya menoleransi sampai ambang batas maksimal 10 mg/Nm3.
Baca: Gubernur DKI Diminta Tak Menyerahkan Semua Urusan Program kepada TGUPP, Termasuk Proyek ITF Sunter
Kemudian, baku mutu Sulphur Dioxide (SO2) dalam Permen LH diatur ambang batas maksimal 210 mg/Nm3, namun Uni Eropa mensyaratkan standar yang jauh lebih ketat yaitu harus di bawah 50 mg/Nm3.
"Begitupun untuk parameter lingkungan yang lain, standar Uni Eropa jauh lebih ketat," katanya.
Sementara Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Saefudin mengatakan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah ITF Sunter menjadi proyek pertama di Indonesia.
"Sehingga diharapkan dokumen lingkungan maupun pelaksanaan operasionalnya sesempurna mungkin, karena akan menjadi proyek percontohan di Indonesia," kata Agus.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan urgensi pembangunan ITF di Provinsi DKI Jakarta.
Ini lantaran produksi sampah di Jakarta sangat tinggi, yaitu 7.000 hingga 8.000 ton per hari.
"Pola penimbunan sampah di TPST Bantargebang tidak dapat menyelesaikan masalah sampah karena kapasitasnya yang hampir melampaui batas," ucap Isnawa.