Masyarakat Diminta Tidak Percaya Kabar Bohong, Belum Tentu Badan Kotak-kotak Berambut Cepak itu TNI
Masyarakat jangan mempercayai kabar bohong yang tengah beredar usai kejadian pengrusakan dan pembakaran di Polsek Ciracas Jakarta Timur.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekelompok massa yang melakukan pembakaran Kantor Polsek Ciracas hingga saat ini, masih belum diketahui berasal dari unsur mana.
Meski dari saksi mata dan warga sekitar lokasi kejadian, sebagian besar massa berciri-ciri, berbadan tegap, berambut cepak, memakai kaos dengan busa di lengan.
Kepala Penerangan Kodam Jaya, Kolonel Infanteri Kristomei Sianturi mengatakan, semua masyarakat bisa saja berperawakan serupa dan belum tentu dari anggota TNI.
"Ya misalnya ada yang teriak "Komando", kan belum tentu dia TNI. Semua bisa teriak komando. Belum tentu yang badannya kotak-kotak, rambutnya cepak itu TNI. Pelatih fitness saya, rambutnya cepak, badannya kotak-kotak," kata Kristomei Sianturi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/12).
Masyarakat, kata Kristomei Sianturi, jangan mempercayai kabar bohong yang tengah beredar usai kejadian pengrusakan dan pembakaran di Polsek Ciracas Jakarta Timur.
Baca: Helikopter Bali Air yang Terbang dari Dili Mendarat Darurat di Kupang
Pihaknya, saat ini sudah membentuk tim investigasi guna mencari dari mana unsur massa yang melakukan tindakan anarkis tersebut.
Tim tersebut diisi oleh POM TNI dari tiga matra, AL, AD dan AU.
"Percayakan pada kami, apabila benar ada unsur TNI, maka kami pasti akan tindaklanjuti sesuai dengan aturan yang ada," ucapnya.
Pada Selasa (11/12/2018) malam, Kristomei menjelaskan bahwa sudah hadir pihak Kodim setempat untuk membubarkan massa di gelombang pertama.
Massa yang terlihat pukul 20.00 hingga 21.00 WIB di sekitar Polsek Ciracas meninggalkan lokasi.
Namun, pada pukul 22.00 WIB, terdapat massa di gelombang kedua yang datang secara tiba-tiba dan kemudian melakukan pengrusakan.
"Massa pertama sudah dibubarkan Kodim. Massa kedua yang tidak diketahui, karena kan massa yang pertama sudah pulang. Tahu-tahu ada yang kedua," tuturnya.
Pembubaran massa yang pertama, tidak lain merupakan koordinasi dan informasi yang disampaikan pihak Babinsa setempat.
Sementara, untuk gelombang massa yang kedua, tidak ada informasi apapun.
"Kalau yang pertama, ada informasi dari Babinsa. Yang kedua, yang tidak ada informasi," jelas Kristomei.
Selain di Polsek Ciracas, Kristomei juga belum dapat memastikan massa yang mengobrak-abrik warung milik orang tua Iwan yang berada di kawasan Cibubur Jakarta Timur.
Apabila nantinya ada anggota TNI yang terlibat dalam pengrusakan rumah orang tua Iwan, maka anggota secara personal harus bertanggungjawab.
"Ya kalau benar ada anggota, dia lah yang akan tanggung jawab. Bukan TNI. Dia kan tidak mewakili TNI saat merusak," tegasnya. (Tribunnews/Amryono Prakoso)