Hari Buruh Migran Sedunia, Kantor Gubernur DKI di Demo Tuntut Revisi UMP DKI Tahun 2019
Banyaknya buruh yang turun ke jalan, membuat pihak kepolisian menyiagakan ratusan personil gabungan yang terdiri dari pihak kepolisian dan pengamanan
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Selasa (18/12) merupakan peringatan Hari Buruh Migran Sedunia. Ribuan buruh melangsungkan demo di jalanan Ibu Kota. Salah satunya di depan Balai Kota DKI, tempat Gubernur Jakarta Anies Baswedan berkantor.
Mereka yang berdemo datang dari Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) menuntut janji Anies Baswedan untuk menetapkan upah minimum DKI Jakarta lebih tinggi dari yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan sebesar 8, 03 persen.
Untuk jumlah massa aksi yang hadir, diperkirakan 10.000 jiwa.
"Hitungan polisi 10 ribu (massa) dari Jakarta Barat, Timur, Utara. Kita nggak menghitung," kata salah seorang buruh demo, di depan Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018) siang.
Banyaknya buruh yang turun ke jalan, membuat pihak kepolisian menyiagakan ratusan personil gabungan yang terdiri dari pihak kepolisian dan pengamanan Pemprov DKI.
Nampak juga terparkir beberapa kendaraan taktis (rantis) seperti truk water cannon yang mampu menembakkan aliran air bertekanan tinggi, dan sebuah panser APC (Armoured Personnel Carrier) Barracuda 4×4 yang punya kemampuan menahan terjangan proyektil peluru dan pecahan granat.
Baca: Deklarasi Alumni UI Untuk Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019
"Pengamanan gabungan dari polisi dan Pemprov DKI, ratusan personil. Situasi aman kondusif," terang Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Roma Hutajulu, di lokasi yang sama.
Sementara itu terkait adanya pengalihan jalan karena adanya aksi, Roma merasa tidak memerintahkannya penutupan di Jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya dari mereka yang datang dari kawasan Tugu Tani dan mengarah ke Balai Kota DKI.
"Perintah saya sih di HT nggak ada penutupan jalan, tapi situasinya nggak tahu," katanya.
Salah seorang pengendara roda dua, Fajri Rizkia yang bekerja di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat mengaku sempat terjebak kemacetan saat dirinya mengarah ke kantornya siang tadi.
Dia harus memutar melewati Gambir, kemudian mengarah ke Patung Arjuna Wiwaha (patung kuda), lantaran persimpangan disebelah Kedutaan Besar Amerika Serikat ditutup sementara waktu akibat adanya pemakaian ruas Jalan Medan Merdeka Selatan untuk massa demo.
"Dari Tugu Tani ke arah Balai Kota, macet, padahal deket tapi butuh 30 menit. Soalnya nggak boleh lewat sana, dialihin lurus, muternya lewat Gambir," kata Fajri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.