Menengok Persiapan Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran Lama Jelang Imlek
Jelang hari raya Imlek yang jatuh pada 5 Februari 2019, Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sedang dihias
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang hari raya Imlek yang jatuh pada 5 Februari 2019, Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sedang dihias dengan berbagai macam pernak-pernik.
Pantauan di lokasi, warna merah mendominasi ruangan, baik itu di halaman maupun di dalam kelenteng.
Puluhan lampion merah terpasang di halaman hingga dalam kelenteng.
Tampak pula beberapa pengurus sedang menyapu lantai dan sebagian pengurus terlihat membetulkan atap kelenteng.
Baca: Jokowi Merasa Selalu Dihina dan Direndahkan: Sudah Saatnya Saya Menjawab, Dipikir Saya Takut!
Ko-Han, pengurus Hok Tek Tjeng Sin, sedang duduk di satu kursi pintu masuk kelenteng.
Baca: Akui Pacaran 3 Bulan Lalu Langsung Menikah, Raffi Ahmad Singgung Malam Pertama dengan Nagita Slavina
Tak lama kemudian, dirinya beranjak, mengambil kuas dan pengki kecul dan membersihkan keramik altar patung dewa atau rupang.
"Kalau untuk membersihkan rupang dan bangunan sudah dilakukan sejak seminggu yang lalu. Dan itu dibersihkannya juga setahun sekali cukup," kata Ko-Han kepada Tribunnews.com, Minggu (3/1/2019).
Di kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, ada 13 jenis rupang atau patung dewa yang dibersihkan jelang Imlek, di antaranya Ma Kwan Im, Kong Co Hok Tek Tjeng Sin, Kong Co Sam Kwan Tai Tie, dan Kong Co Kwan Kong.
Menurut kepercayaan orang Tionghoa, membersihkan patung dewa atau rupang dilakukan karena para dewa naik ke langit, sehinga patung atau rupang tersebut harus dibersihkan.
Baca: Jenazah Polin Tumanggor TKI Ilegal yang Meninggal di Malaysia Ternyata Telah Sampai di Medan
"Dan juga membersihkan patung dewa itu sebagai bentuk membersihkan nasib, menjauhkan segala bentuk karma," lanjutnya.
Selain membersihkan patung dewa, pengurus kelenteng juga tampak sedang memasang lampu di sekitar tempat ibadah.
"Supaya nyaman para pengunjung yang ibadah di sini," ujar Ko-Han.
Baca: Jokowi Sindir Prabowo: Belum Jadi Pemimpin Kok Sudah Pesimis
Ketua Pengurus atau Lo-Cu Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, Rendy Rustandi, mengatakan kelenteng yang berdiri sejak 1930 tersebut dibangun para pedagang batik asal Cina.
"Dulu dibangun di Jalan Raya Kebayoran Lama di SMAN 48. Tahun 1952 pindah ke sini di jalan Toapekong," kata Rendy.
Rendy yang sejak 2010 menjadi ketua Lo-Cu Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin, selain kelenteng, terdapat vihara yang terletak di lantai dua.
Baca: Pesan Mendalam Dul Jaelani Buat Ahmad Dhani & Maia Estianty Setelah Menangis di Konser Dewa 19 Reuni
"Kalau di bawah semua orang keturunan Tionghoa berdoa di sini, tapi kalau di atas itu buat jemaat Buddha. Makanya di atas hanya ada patung Buddha, di sini patungnya ada 13 jenis," kata Rendy.
Para jemaat yang sembahyang di kelenteng ini, dikatakan Rendy, biasanya ramai ketika pukul 20.00 WIB.
"Mereka sore itu ibadah di rumah bareng keluarganya," pungkas Rendy.