Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu dari Anak Pengidap Kelainan Otot di Tangsel Ini Hidupi Keluarga dari Jualan Kue

Sehari-hari Utami menjual berbagai makanan pasar yang ia masak sendiri, mulai dari pastel, risol, sampai kue sus.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ibu dari Anak Pengidap Kelainan Otot di Tangsel Ini Hidupi Keluarga dari Jualan Kue
WARTA KOTA/ZAKI ARI SETIAWAN
Winih Utami dan Fauzan Akmal Maulana 

Laporan Wartawan Warta Kota, Zaki Ari Setiawan

TANGERANG SELATAN, WARTA KOTA - Tidak ada yang menyangka anak bungsunya terserang penyakit kelainan otot secara mendadak empat tahun silam, kini Winih Utami Pristiwati (49) hanya bisa pasrah dan tetap berusaha keras menghidupi anak-anaknya.

Setelah ditinggal wafat suaminya beberapa bulan lalu, Winih sekarang menjadi tulang punggung untuk kedua anaknya, termasuk Fauzan Akmal Maulana (15), penderita kelainan otot.

 Sehari-hari Utami menjual berbagai makanan pasar yang ia masak sendiri, mulai dari pastel, risol, sampai kue sus.

Setiap pagi Utami harus mengantar masakannya itu ke berbagai tempat, di antaranya adalah kampus swasta yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Tidak hanya mencari cara agar dapur terus mengebul, Utami juga harus terus menjadi penjaga Fauzan.

Pasalnya, tubuh anaknya itu tidak bisa digerakkan sama sekali. Mengantar Fauzan pun juga menjadi tanggung jawab Utami setiap hari sejak ayahnya mulai sakit-sakitan.

Baca: Warga Bekasi Tagih Janji Ridwan Kamil Revitalisasi Kalimalang: Jangan Heboh di Awal Saja

Berita Rekomendasi

"Sudah tiga tahun bawa-bawa Fauzan sekaligus bawa-bawa kue," kata Utami di rumahnya, Kampung Pladen, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (19/3/2019).

Dalam satu hari, kata Utami, penghasilan yang didapat dari makanan yang dijualanya yakni Rp 100 ribu. Pendapatannya itu harus dibagi dua antara kebutuhan Fauzan dan kakaknya yang masih berkuliah.

"Diirit-irit, apalagi sekarang bapak ngga ada, sekarang sendiri. Harus lebih mamanage lagi, untung Fauzan sekolahnya gratis. Kakaknya mungkin nanti nyambi untuk tambah-tambah," ujarnya.

Suka duka sudah dialami Utami selama menjual masakannya, pernah suatu waktu pastel masakannya hanya laku satu potong saja.

"Saya jualnya kan Rp 1.500, pernah laku satu aja seharian, saya pulang benar-benar bawa Rp 1.500," katanya.

Meski banyak tantangan yang dihadapi Utami, dirinya tetap tegar menjalani roda kehidupan. "Saya tuh yakin pasti Allah memberi yang terbaik, semangatku di situ," ucapnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas