Ditangkap Polisi Terkait Video Penggal Jokowi, IY Berpesan ke Anaknya Siapkan Bekal Sekolah Adik
IY ditangkap di kediamannya Perumahan Grand Residence City, Cluster Prapanca II, Kelurahan Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Editor: Hasanudin Aco
4. Bergaul dan suka ikut kegiatan warga
Aktifitas IY dilingkungannya biasa saja dan bergaul dengan warga.
"Dibilang aktif bangat engga, dibilang tertutup juga engga. Dia bergaul dan ngobrol biasa sama warga. Biasa-biasa sajalah karena masih ada warga yang lebih tertutup. Kalau ada kegiatan di lingkungan juga dia ikut-ikut aja," kata Ketua RT setempat Nurdin.
Sementara Hilary Putri Armana (20) anak perekam dan penyebar video pemuda HS yang ancam penggal kepala Jokowi mengatakan sebelum ibunya dibawa polisi berpesan agar ia menjaga adiknya yang masih kelas 1 SMP
"Engga ada ngomong apa-apa saat dibawa polisi, cuman dari sebelum ditangkap sudah kasih tahu siap-siap ibu bakal ada yang bawa, jangan kaget atau sedih. Jaga rumah jaga adik siapin kebutuhan sekolah adik, itu pesan ibu saya. Kalau abang kan sudah kerja," paparnya.
Hilary juga meminta ibunya dibebaskan. Ia yakin ibunya tak bersalah.
"Saya berharap persoalan ini cepat selesai dan ibu saya segera dibebaskan. Ibu saya kan engga tahu apa-apa. Ibu saya juga kan engga kenal pemuda itu," katanya saat ditemui dikediamannya.
Hilary mengungkapkan alasan kuat ibunya tak bersalah dikarenakan ibu hanya merekam dan tidak tahu ada pemuda yang sedang berbicara berisi ancaman kepada Presiden Joko Widodo.
"Ibu saya suka dokumentasi suka selfie. Jadi pas demo di Bawaslu itu rekam video buat bukti kalau ikut demo. Ibu saya engga tahu ada ucapan ancaman dari pemuda itu, ibu saya langsung kirim ke dua group WA. Pas dicek engga tahunya ada ucapan itu, mau dihapus sudah engga bisa sudah nyebar," ungkapnya.
Hilary mengatakan video ibunya bisa nyebar ke media sosial seperti facebook juga tidak tahu.
Bahkan akun yang menyebarkannnya di facebook itu ibunya tidak mengenalnya.
"Hanya dikirim dua group WA, satu group itu isinya relawan 02 di Kecamatan Setu dan Relawan 02 berbagai daerah. Engga tahu bisa nyebar ke medsos lain. Mungkin ada orang diluar relawanan 02 yang nyamar masuk group itu," jelasnya.
Ia menyebut sebelumnya ibu tidak pernah ikut organisasi masyarakat ataupun partai. Ibunya mulai aktif menjadi relawan 02 saat Pilpres 2019.
"Itu juga ibu saya relawan biasa, hanya saksi 02 saja. Bukan kader partai atau simpatisan. Waktu berangkat demo ke Bawaslu aja ibu saya berangkat sendiri sukarela aja karena kan pendukung 02, disana baru ketemu sama temannya tante Anna itu," ucapnya.
Penulis: Muhammad Azzam