Pamit Mau Ngaji, Lalu Beritahu Ada Tengah Aksi 22 Mei, Dian Hingga Kini Tak Jelas Keberadaannya
WhatsApp-an sama temannya posisi lagi di lokasi, di Petamburan. Jam 10 pagi itu langsung enggak bisa dihubungi,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- KAMIS (23/5/2019) siang ini ada dua warga yang mendatangi RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Dengan teliti keduanya memperhatikan nama-nama korban kerusuhan aksi 22 Mei yang ditempel pada papan informasi rumah sakit.
Ia mengaku kehilangan kontak dengan anaknya yang bernama Dian Masyur (20) sejak pukul 10.00 WIB kemarin.
"Mau cari anak saya," ujar M Saroh (69) kepada Wartakotalive.com di lobi RSUD Tarakan, Kamis (23/5/2019).
Tak sendiri, Saroh datang ke RSUD Tarakan bersama anak keduanya, Muhidin, untuk mencari Dian.
Baca: Karena Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala Minta Florentino Perez Membawanya ke Real Madrid
Baca: Download Lagu Hanin Dhiya - Suatu saat Nanti, Lengkap dengan Lirik dan Video Clip
Baca: Bentrokan 22 Mei di Petamburan, Pemilik Pasrah Lihat Mobilnya Sudah Hangus
Baca: Ada Angin Kencang, Seorang Warga di TTU Meninggal Dunia Tertimpa Pohon, Ini Kronologisnya
Muhidin lantas mengatakan Dian ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa menolak hasil Pilpres pada Pemilu 2019 di kawasan Petamburan.
Mulanya Dian pamit meninggalkan rumah dengan alasan berangkat mengaji bersama temannya.
"Dia dari rumah itu pagi-pagi, bilangnya mau berangkat ngaji. Dia berangkat subuh, cuma dia mampir ke rumah saudara jam 9 buat pinjam helm, tapi belum pulang sampai sekarang," beber Muhidin.
Ia pun mendapat informasi dari temannya bahwa Dian berada di lokasi kerusuhan pada pagi hari.
"Infonya sih WhatsApp-an sama temannya posisi lagi di lokasi, di Petamburan. Jam 10 pagi itu langsung enggak bisa dihubungi," tutur Muhidin.
"Nomornya semua mati. Dia juga bawa kendaraan, bawa motor, enggak tahu motor ditaruhnya di mana itu," sambung Muhidin.
Hingga saat ini, M Saroh dan Muhidin masih berkoordinasi dengan pihak RSUD Tarakan untuk mencari anak bungsunya itu.
Sebelumnya, sebagian korban kerusuhan aksi 22 Mei yang menolak hasil Pemilu 2019, berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat.
Pantauan Wartakotalive.com di papan informasi, hingga saat ini telah tercatat ada 168 orang yang ditangani RSUD Tarakan, dan semuanya berjenis kelamin laki-laki.