Penjaga Lahan di Kalimalang Lihat Penyerang Bawa Senjata Api Lalu Terdengar 8 Kali Tembakan
Pelaku penyerangan terhadap penjaga lahan di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, menggunakan masker dan penutup kepala.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sekelompok orang tak dikenal serang penjaga lahan di samping apartemen Lagoon, Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan. Satu orang tewas tertembak.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto membenarkan peristiwa yang terjadi pada Jumat (21/6/2019) sekitar pukul 22.30 WIB.
Selain satu orang tewas, lima orang di lokasi harus dirawat di RSUD Kota Bekasi.
"Benar kejadian semalam, satu orang meninggal dunia, lima orang luka-luka saat ini dirawat di RSUD Kota Bekasi, tiga sepeda motor milik korban ikut dibakar," kata Indarto, Sabtu (22/6/2019).
Korban Dani (tewas) bersama lima temannya Hendrikus, Stevanus, Heri, Daniel, dan Tito tengah berada di sebuah bangunan semi pemanen di atas lahan tersebut.
Tiba-tiba sekelompok orang tidak dikenal datang dan langsung menyerang.
"Datang sekitar 20 orang cekcok dan terjadi penyerangan," jelas dia.
Polisi masih menyelidki kasus penyerangan tersebut. Garis polisi juga sudah dipasang di sekitar TKP.
"Kita masih lidik motifnya apa," jelas dia.
Dani tewas karena luka tembak di pinggang sebelah kanan dan jasadnya sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Sedangkan lima korban lainnya masing-masing Daniel tertembak di paha, Heri luka bacok di bahu kiri, Tito lecet di perut, Stevanus luka robek di tangan kanan, Hendrikus luka robek di kaki kanan dan dagu.
Petugas kepolisian tampak berjaga di lahan kosong yang selama ini dimanfaatkan juga sebagai tempat steam mobil.
Penyerang gunakan masker
Pelaku penyerangan terhadap penjaga lahan di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, menggunakan masker dan penutup kepala.
Hal ini diungkapkan korban bernama Heri Amora. Saat itu ia tengah istirahat di dalam kamar bersama rekannya.
Tiba-tiba, sekelompok orang datang dengan cara mematikan listrik terlebih dahulu dan mengepungnya.
"Ada sekitar 30-50 orang, semua pakai masker pakaian biasa bebas, pakai topi, mereka datang tiba-tiba aja pertama yang saya ingat lampu mati lalu terdengar suara tembakan," kata Heri.
Heri mengalami luka di bahu sebelah kiri akibat sabetan sabetan senjata tajam. Dia mengaku tidak dapat berbuat banyak manakala sekelompok orang tidak dikenal datang menyerang.
"Saya sama teman-teman disuruh keluar (dari dalam kamar), ada tiga orang di dalam kamar, waktu kita mau dekat Bang Dani mereka bilang tidak boleh. Di saat itu kita sudah dengar bunyi tembakan," ungkap dia.
Sementara korban Tito saat kejadian berada di dalam kamar bersama Heri dan Daniel.
"Saya luka di perut dan kaki karena dilempar balok dan kaca beling, ketika itu kami diancam jangan mendekat ke Bang Dani."
"Diancam pakai senjata tajam, teman kami Daniel luka tembak di paha karena berusaha mendekat," ungkap dia.
Tito menambahkan, setiap hari mereka ditugaskan menjaga lahan milik Acam bin Mendung dan M Zaelani Hamid seluas 1.700 meter persegi itu.
Ada tujuh orang yang ditugaskan mejaga lahan, selain itu mereka membuka usaha steam kendaraan dan membuat bangunan semi permanen.
"Saya baru sekitar 4 bulan, tapi Bang Dani sudah lama di situ, tugas kami menjaga saja sama buka steam," jelas dia.
Terdengar 8 kali tembakan
Seingat Tito, malam itu para penyerang datang mendadak sambil menenteng senjata api.
"Mereka banyak, yang pegang senapan lebih dari satu, ada sekitar delapan kali bunyi tembakan," kata Tito.
Dalam suasana gelap gulita karena lampu sudah dimatikan penyerang, para pelaku langsung mendobrak pintu dan mengancam menggunakan senjata.
"Kita juga udah lihat abang kami Bang Dani sudah diancam, sempat dengar cekcok kalau kami tidak punya masalah apa-apa. Tapi ketika kita mau dekat ke bang Dani kami diserang," ungkap dia.
Tito menyaksikan Dani ditembaki secara brutal oleh para penyerang.
"Kami diserang dengan batu, kayu beling dan berusaha menyelamatkan diri, pas kami lihat ke Bang Dani terdengar beberapa tembakan dan Bang Dani sudah jatuh," jelas dia.
Penyerang gunakan pistol FN
Budiono, kuasa hukum pemilik lahan mengatakan ada tiga luka bekas tembakan di tubuh Dani, yakni kaki, perut, dan punggung.
"Tiga proyektil masuk ke dalam tubuh korban, senjatanya ini diduga menggunakan senapan FN kaliber 09," kata Budiono di Mapolres Metro Bekasi Kota, Sabtu, (22/6/2019).
Rencananya, jenazah korban akan langsung dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan di kampung halamannya di Ambon, Maluku.
"Kita masih menunggu autopsi dulu rencana mau dibawa ke kampung di Ambon," lanjut Budiono.
Budiono menjelaskan, dua korban selamat masih dirawat di RSUD Kota Bekasi karena menderita luka tembak di paha.
"Korban luka-luka yang ada di lokasi sudah diperiksa di Mapolres, ada 7 orang di lokasi kejadian, satu orang meninggal dunia sisanya luka-luka," jelas dia.
Adapun selama ini, lahan yang dijaga korban merupakan lahan sengketa. Saat ini kasus sengketa lahan masih dalam proses hukum di Pengadilan Negeri Kelas 1A Bekasi.
"Korban bekerja untuk ahli waris atas nama M Zaelani maupun acan," kata Budiono.
Namun dia belum bisa memastikan apakah kasus penyerangan ini berkaitan dengan sengketa lahan yang selama ini terjadi.
"Biar nanti polisi yang akan membukitan kejadian ini, kita belum bisa menyinpulkan tapi kita percaya kepada Polisi bisa mengungkap kasus ini," tegas dia.
Baca: Kisah anak-anak korban Chernobyl yang mendapat perawatan medis di Kuba