Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Orangtua Bayi Kembar Siam di Bekasi: Seperti Mimpi, Butuh Rp 1 Miliar Hingga Bantuan Pemkot

Romi mengaku, sebetulnya perasaan dia dan sang istri Ika Mutia Sari (30) telah rapuh dengan kejadian ini

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita Orangtua Bayi Kembar Siam di Bekasi: Seperti Mimpi, Butuh Rp 1 Miliar Hingga Bantuan Pemkot
Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Romi Darma Rachim (35), saat menggendong bayi kembar siamnya bernama Ahmad Rahman Al Ayyubi dan Ahmad Rahim Al Ayyubi yang berusia 10 bulan. Tidak hanya kembar siam, namun bayi yang tinggal di Gang Pojok Jalan Bintara Jaya IV RT 14/09, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, ini memiliki organ hati dan jantung yang menyatu 

"Akhirnya istri kontrol di sana sampai melahirkan di RS Harapan Kita. Operasi caesar yang dijalani istri juga mendadak karena air ketuban pecah sata usia kandungan delapan bulan," ungkapnya.

Dengan menggunakan transportasi mobil online, pada 24 September 2018 malam mereka kemudian bertolak ke RS Harapan Kita.

Lahir Secara Caesar

Di sana, Ika menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak ketiga dan keempatnya secara bersamaan.

"Setelah lahir, Rahman dan Rahim juga sempat mendapat perawatan di sana sekitar sebulan di ruang Nicu. Biayanya kalau nggak salah sekitar Rp 3 juta per hari, tapi alhamdulillah saya gratis karena pakai KS NIK," katanya.

Kelahiran putra ketiga dan bungsunya ini membuat perasaan Romi bercampur aduk. Di satu sisi dia senang atas kelahiran putranya, di sisi lain dia merasa sedih karena terlahir dalam keadaan kembar siam.

Bahkan setelah anaknya dilahirkan, air susu ibu (ASI) Ika tidak keluar karena adanya tekanan psikis atas kondisi putra kembarnya.

Berita Rekomendasi

"Selama ini si kembar hanya dikasih susu formula dan biskuit saja, karena ASI istri saya nggak keluar yah kemungkinan karena kepikiran melihat anak saya begini," jelasnya.

Menunggu Operasi

Berdasarkan informasi yang di dapat, saat ini pihak RS Harapan Kita sedang mengupayakan agar biaya proses pemisahan Rahman dan Rahim bisa ditanggung pemerintah pusat.

Kata dia, rumah sakit sudah mengusulkan proposal ke Kementerian Kesehatan.

"Biayanya sangat besar, sekitar Rp 1 miliar, bahkan informasi yang saya terima dari relawan pak Wali dan pak Wakil mereka mau membantu mendorong agar proses pemisahan Rahman dan Rahim ditanggung KS NIK," imbuhnya.

Kata dia, rumah sakit belum mengeluarkan keputusan agar Rahman dan Rahim untuk dioperasi pemisahan. Sebab diperlukan observasi dan penanganan khusus karena kondisi organ jantung dan hati mereka menyatu.

"Pihak rumah sakit juga menunggu waktu yang tepat untuk mengoperasi mereka karena jantung dan hatinya menyatu jadi perlu kehati-hatian," katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas