Korban Kecelakaan Ini Berencana Lepas Masa Lajang Usai Lebaran Haji dan Baru Buka Toko Pakaian
Masih dalam keadaan berduka, Rini menceritakan awal mula Nanda berjualan pakaian adalah ketika ia mengikuti bibinya menjadi asisten toko.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Nanda, pria 24 tahun yang menjadi salah satu korban kecelakaan maut truk tanah di Tangerang, merupakan sosok pekerja keras.
Ia sudah delapan tahun memakan asam garam dunia penjualan pakaian dari mulai ikut bibinya sampai membuka toko pertama dan akan membuka cabang toko pakaian pertamanya.
Cerita itu diungkapkan Rini (24), sepupu dari Nanda saat diwawancarai TribunJakarta.com di rumah duka di bilangan Gang Karet IV, Cibodasari, Cibodas, Tangerang, Kamis (1/8/2019).
Masih dalam keadaan berduka, Rini menceritakan awal mula Nanda berjualan pakaian adalah ketika ia mengikuti bibinya menjadi asisten toko.
Ia melayani pembeli sampai mondar-mandir mengangkut stok pakaian dijajakan di tokonya.
Proses belajar berjualan itu ia jalani selama tujuh tahun.
Baca: Kecelakaan di Tangerang Truk Timpa Mobil, Ada Bayi Selamat di Pelukan, Ini Kalimat Terakhir Sang Ibu
Sampai pada tahun 2018, Nanda membuka toko pakaian pertamanya di Pasar Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang.
"Ngikut bibi tujuh tahun, setahun belakangan dia sudah buka sendiri," ujar Rini.
Toko itu bersebelahan dengan toko pakaian Rini.
Ia mengenal dekat sosok pria yang sudah merencanakan pernikahan dengan kekasihnya itu selepas Lebaran Haji tahun ini.
"Dia orangnya seloroh ceria gitu. Dia cuma ngeluh atau curhat ke orang-orang terdekat," ujarnya.
Rini bahkan mengenal Irma Sanita (21), kekasih Nanda yang juga penjual pakaian di pasar yang sama.
"Tunangannya kerja sama bibinya jual baju juga," ujarnya.
Nanda tergolong berhasil mengelola toko pakaiannya.
Dari menjadi asisten bibinya, kini ia memiliki seorang asisten untuk tokonya sendiri.
Rini bahkan mengatakan, Nanda sudah merencanakan cabang toko pakaian pertamanya.
Toko ke dua itu masih berada di Pasar Kebon Besar, hanya letaknya di berada di bagian lain.
"Dia mau buka cabang di sana juga, cuma agak jauhan," ujarnya.
Rini belum mengetahui nasib toko dan rencana pembukaan toko baru Nanda, sebab dua saudari lainnya, Fatmawati (40) dan Wandi (21) yang juga penjual pakaian, sama-sama tewas pada kecelakaan maut itu.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Fatmawati, Nanda dan Wandi hendak berbelanja pakaian di Pasar Tanah Abang menaiki taksi online.
Namun takdir berkata lain, mereka bertiga tewas, termasuk Eddy (45), sopir taksi online yang mereka tumpangi.
Bak truk berisi tanah, tepat menimpa mobil Daihatsu Sigra bernopol B-1932- COE, taksi online itu.
Keajaiban menghinggapi Aisyah, bayi 11 bulan anak dari Fatmawati. Ia selamat tanpa luka sedikitpun.
Sementara, akibat perbuatannya, sang sopir truk memiliki urusan serius dengan pihak kepolisian.
Kecelakaan maut di Tangerang yang melibatkan dump truk pembawa tanah dan mobil Daihatsu Sigra warna putih terjadi pada Kamis (1/8/2019).
Kecelakaan itu terjadi di Jalan Imam Bonjol, Kota Tangerang sekitar pukul 05.20 WIB pagi.
Truk tanah yang bernopol B 9927 TYY tersebut oleng hingga menimpa mobil pribadi jenis Daihatsu Sigra berwarna putih hingga terkubur tanah.
Kondisi mobil ringsek parah.
Empat dari lima orang yang berada di dalam mobil meninggal dunia di lokasi kejadian.
Keempat korban tewas terdiri dari tiga lelaki dewasa dan satu orang wanita.
Sementara seorang bayi berusia 11 bulan justru selamat tanpa luka.
Bayi perempuan yang diketahui bernama Aisyah tersebut diselamatkan oleh ibunya.
Ifat, nama ibunya, mendekap erat sang anak ketika mobil yang mereka naiki ditimpa badan besar truk.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Perjuangan Korban Truk Tanah: 7 Tahun Jadi Asisten Toko Pakaian dan Akan Buka Cabang Pertama