Kisah Anak Penjual Kopi Terpilih Jadi Paskibraka di Jakarta Utara, Orangtua Tak Kuasa Tahan Tangis
Pencapaian yang telah didapatinya hingga hari ini membuat kedua orangtuanya sangat bangga hingga tak kuasa menahan haru
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu lagi kisah inspiratif datang dari seorang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dari Jakarta Utara.
Bukan main harunya kedua orangtua Ridwana Septian Nurardian (16) ketika mendengar anaknya terpilih sebagai Paskibraka.
Baca: Ingat Gloria Hamel, Dulu Viral Dipecat dari Paskibraka 17 Agustus, Kehidupannya Kini Berubah Drastis
Baca: Asri Maulana Mengaku Enjoy jadi Bagian Paskibraka Besok
“Alhamdulillah anak saya bisa masuk dalam tim Paskibraka ini,” ucap Siti Maimunah, saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara. Jumat (16/8/2019).
Diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Utara mengukuhkan 51 Paskibraka angkatan 2019, Jumat (16/8/2019)
Mereka akan mengemban tugas pertama kalinya, dalam upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74 pada Sabtu (17/8/2019) besok.
Terlihat Siti Maimunah (47) tak kuasa menitikan air mata saat menyaksikan anaknya nampak gagah hari ini.
Septian yang tampak tegap menggunakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) saat dikukuhkan.
Pencapaian yang telah didapatinya hingga hari ini membuat kedua orangtuanya sangat bangga hingga tak kuasa menahan haru.
Bersama 50 Paskibraka lainnya, Septian terbukti mampu melewati berbagai proses seleksi Paskibraka.
Seleksi yang tidak mudah dan cukup ketat dilaluinya selama beberapa bulan terakhir ini.
Siti bercerita, dirinya masih sangat mengingat saat Septian meminta doa restu untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat kecamatan, Maret 2019 lalu.
Niat Septian pun berbuah Restu dan disambut baik olehnya.
Doa pun selalu dipanjatkannya agar agar anak ke-tiganya itu lulus seleksi.
Hingga kini, diketahui Septian masih aktif di dunia Paskibra SMAN 75 Jakarta.
“Anak saya ikut ektrakulikuler Paskibra di sekolahnya sejak kelas satu. Saat naik ke kelas dua, dia ikut seleksi untuk tingkat kota,” kata Siti.
Diketahui, Septian memang bukan terlahir dari keluarga berkecukupan.
Kedua orang tuanya merupakan penjual kopi seduh di Kampung Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Berada dalam kesederhanan, Siti dan suaminya Muhamad Yasin (52) pun terpaksa harus membagi makanan yang dimiliki kepada tiga anaknya.
Namun kondisi tersebut tak menyusutkan semangat Septian meraih apa yang dicita-citakannya.
Kepiawaiannya menguasai materi baris-berbaris mampu mengantarkannya bergabung dalam Paskibraka Jakarta Utara angkatan 2019.
“Capaian saya saat ini bukanlah apa-apa tanpa restu dan doa orang tua,” kata Septian.
• Lima Pengedar Sabu dan Ganja Diringkus Polres Tangerang Selatan
• KPBB Minta Anies Baswedan Hapus Bahan Bakar Premium 88 Hingga Petalite 90
Ayah Septian, Muhamad Yasin mengungkapkan Paskibraka merubah gaya hidup anaknya menjadi lebih disiplin.
Lebih rajin membantu orang tua, baik membersihkan rumah maupun membeli stok kopi yang dijualnya.
Bahkan, anaknya kini terbiasa hidup sederhana. Salah satunya terbiasa memakan makanan yang dihangatkan kembali seperti dirinya.
“Perbedaannya cukup jauh. Septian jadi lebih disiplin. Lebih mau diajak hidup sederhana. Ya namanya juga anak bontot, pasti maunya dimanja. Tapi sekarang sudah jauh berbeda setelah ikut Paskibraka,” ceritanya.
Dia berharap, bergabungnya Septian dalam Paskibraka Jakarta Utara menjadi jembatan capaian cita-cita menjadi seorang pilot.
Meski Yasin menyadari dalam benaknya sangat sulit membiayai dengan kemampuan ekonomi seperti saat ini.
“Dia (Septian) cita-citanya mau sekolah penerbangan. Mau jadi pilot. Mudah-mudahan ini (Paskibraka) jadi jembatan menggapai cita-citanya,” tutupnya.
Penulis: Afriyani Garnis
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Cerita Septian Anak Penjual Kopi yang Lolos Jadi Paskibraka Jakarta Utara 2019