Viral Jenazah Digendong Tak Dibolehkan Pakai Ambulans, Wakil Walikota Tangerang Minta SOP Diubah
Supriyadi terpaksa menggendong pulang keponakannya tersebut dari puskesmas, lantaran pihak puskesmas tidak mengizinkan untuk menyewakan ambulans.
Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNNEWS.COM - Viral video pria bopong jenazah seorang anak laki-laki yang tewas di Sungai Cisadane karena tak diizinkan pakai ambulans di Tangerang, Wali Kota Tangerang imbau untuk ganti Standar Operasional Prosedur / SOP.
Beberapa waktu belakangan, viral video seorang pria yang diketahui bernama Supriyadi, menggendong jenazah keponakannya (sebelumnya diberitakan anaknya) yang tewas tenggelam di Sungai Cisadane.
Namun, Supriyadi terpaksa menggendong pulang keponakannya tersebut dari puskesmas, lantaran pihak puskesmas tidak mengizinkan untuk menyewakan ambulans yang diperuntukkan orang sakit.
Menanggapi itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah perintahkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk mengubah Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan Ambulans.
• Niat Puasa Asyura Lengkap Latin & Terjemahan Jelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H
• 4 Zodiak yang Paling Tertutup & Butuh Waktu Menerima Kehadiran Orang Lain, Pisces Takut Dihakimi
• Niat Puasa Senin Kamis Besok Senin 25 Agustus 2019 Lengkap Serta Manfaatnya yang Istimewa!
• Identitas Pelaku Perampokan Toko Emas di Magetan, Warga Kenali Sehari-hari Jualan Kantong Kresek
Pengubahan SOP itu setelah adanya seorang paman yang menggendong jenazah keponakannya lantaran tak diizinkan menggunakan ambulans oleh puskesmas.
"Saya perintahkan untuk segera diubah SOP-nya dan disosialisasikan karena untuk kepentingan masyarakat dan emergency," kata Arief saat dihubungi, Minggu (25/8/2019).
Arief mengaku selepas mengetahui peristiwa tersebut, ia langsung mempertanyakannya ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Pihak Dinas kemudian mengakui bahwa SOP yang digunakan pada mobil Ambulans di Puskesmas memang diperuntukkan bagi orang sakit dan tidak boleh untuk mengantar jenazah.
"Memang kita sudah punya mobil jenazah, tapi kalau ke gawat daruratan ya seharusnya bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa peristiwa ini menjadi teguran bagi para aparat dan birokrat di kota Tangerang bahwa seharusnya mereka juga bekerja dengan rasa empati.