Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Anggota DPRD DKI Sikapi Pilihan Jakpro Soal Pemenang Tender Proyek Stadion BMW

Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Pandapotan Sinaga mengaku tidak mengetahui segala persoalan yang menyangkut lelang proyek pembangunan Stadion BMW

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Respons Anggota DPRD DKI Sikapi Pilihan Jakpro Soal Pemenang Tender Proyek Stadion BMW
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Lahan Stadion BMW. 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Pandapotan Sinaga mengaku tidak mengetahui segala persoalan yang menyangkut lelang proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Sebab katanya urusan itu sepenuhnya berada di tangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Kebetulan kan bukan di bawah DPRD, itu Jakpro," kata Pandapotan kepada Tribunnews.com, Jumat (6/9/2019).

Pemenang tender lelang pembangunan JIS sendiri sudah diumumkan pada Rabu (21/8/2019) lalu.

Kerjasama Operasional (KSO) Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PT PP dengan penawaran Rp 4,08 triliun, terpilih sebagai pemenang.

Mereka menang walau KSO lainnya yang dipimpin PT Adhi Karya menawarkan harga lebih murah Rp 300 miliar, yakni sebesar Rp 3,78 triliun.

Baca: Mobil Esemka Telah Diresmikan, Jokowi Mulanya Tak Memaksa Beli tapi Berubah Pikiran: Memang Bagus

Baca: Hasil Persik Kediri vs Persis Solo Liga 2 2019: Macan Putih Unggul 1-0 atas Laskar Samber Nyawa

Berita Rekomendasi

Pandapotan menyebut DPRD DKI tidak pernah diberi tahu apa saja kriteria yang dicanangkan Jakpro untuk menentukan pemenang tender proyek JIS.

Selama ini kata dia, pihak dewan tidak pernah dilibatkan atau setidaknya diberi tahu soal kriteria teknis dari konsep Design & Build yang diusung Jakpro.

"Teknisnya kita nggak paham, nggak dikasih tau kita. Karena dari awal nggak dilibatkan langsung," ungkap dia.

Pembangunan JIS atau lebih beken dikenal Stadion BMW memang sepenuhnya ranah wewenang Jakpro.

Sedangkan pihak DPRD hanya punya kewenangan untuk memberikan penyertaan modalnya saja.

"Kita nggak paham teknisnya karena kita nggak pernah diajak dibahas," ujarnya.

Baca: Kasus Pembacokan Satu Keluarga di Tulungagung, Pelaku Dipastikan Tidak Sakit Jiwa

"Pembangunan BUMD diserahkan ke Jakpro karena kita (DPRD) hanya memberikan penyertaan modal aja," pungkasnya.

Direktur Konstruksi JIS PT Jakpro Iwan Takwin menjelaskan pihaknya memang punya beberapa kriteria untuk memilih pemenang tender proyek stadion bertaraf internasional itu.

Sisi kualitas dan teknik jadi hal paling utama untuk dinilai.

Sedangkan harga penawaran dari masing-masing KSO jadi bagian terakhir yang ditentukan.

"Jelas di sini Jakpro mau kualitas yang utama, jadi penilaian pertama adalah teknik, dan kualitas, dan dokumen semua kita periksa. Itu yang utama, sebelum harga," kata Iwan saat dikonfirmasi, Jumat (6/9/2019).

Baca: Mobil Dinas Presiden Jokowi Sempat Mogok di Kalbar, Fadli Zon: Ganti Pakai Mobil Esemka

Ia mengatakan Jakpro selaku BUMD yang ditunjuk membangun proyek stadion baru di kawasan Jakarta Utara ini, merancang pembangunan JIS dengan basis konsep Design & Build.

Dimana, penilaian kriteria teknis, metode konstruksi, kualitas material hingga inovasi strategi yang diterapkan kedua KSO jadi penilaian utama.

Sebab JIS diproyeksikan sebagai stadion bertaraf FIFA yang diperuntukan bukan cuma untuk gelaran sepak bola domestik saja, tapi juga pertandingan internasional.

Konsep desain yang diinginkan Jakpro juga diharapkan bisa menyokong kegiatan-kegiaran budaya, musik, maupun festival lainnya.

Usai seluruh kriteria konsep dinilai, baru kemudian muncul nilai persentasenya.

KSO yang punya keselarasan dengan konsep Jakpro, akan mendapat nilai lebih tinggi.

"Nah di situ muncul angkanya, di situ sudah keliatan siapa yang ada perbedaan nilai persentase antara dua KSO itu. Baru setelah itu kita menuju ke penilaian angka, harga," jelasnya.

Berdasarkan Pengumuman Hasil Evaluasi Sampul I Nomor 002/KU5000/102/VIII/2019 tertanggal 2 Agustus 2019, KSO Wika Gedung mendapat skor 94,48. Sedangkan KSO Adhi Karya lebih rendah sedikit, dengan skor 85,95.

Baca: Belum Resmi Diluncurkan, Motor Listrik Debutan United Bike Sudah Bisa Dipesan

Baca: Mabuk dan Diduga Serang Pramugari, Penumpang Wanita Ini Ditangkap Polisi

"KSO kedua (red: yang kalah) kemungkinan angka teknisnya dia jauh. Ada beberapa item yang dia tidak penuhi pasti," ungkap Iwan.

Merujuk data, KSO Adhi Karya pada kelengkapan dokumen penawaran ternyata gagal memenuhi satu persyaratan yakni Lampiran A Konfirmasi Material.

Sedangkan KSO Wika Gedung komplit.

Lebih lanjut Iwan menuturkan bahwa porsi penilaian untuk teknis kualitas sebesar 70 persen.

Sedangkan nilai harga, cuma 30 persen.

Kata dia, Jakpro sama sekali tidak ikut campur terkait penentuan pemenang tender pembangunan JIS.

Seluruhnya pelelangan tender diserahkan kepada tim tender yang bersifat independen.

Tim penyeleksi itu diantaranya PT Virama Karya, PT WTP, PT Jakarta Konsultindo.

"Itu user kita tidak mau ikut campur. Itu semua independen tim tender," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas