Demo Pelajar Bentrok, KRL di Stasiun Palmerah Tertahan Lebih dari 45 Menit
gas air mata terasa di sekitar Stasiun Palmerah yang sore ini dipenuhi penumpang yang hendak membawa karyawan pulang kantor.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi menolak RKUHP dan Revisi UU KPK pada Senin (30/9/2019) kembali bentrok.
Senin sore sekitar pukul 16.40 WIB, massa yang didominasi pelajar yang berada di sekitar Stasiun Palmerah mengarah ke Slipi atau Jalan Tentara Pelajar, terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang didominasi pelajar.
Para pelajar pun membalas dengan lemparan batu.
Walhasil, gas air mata terasa di sekitar Stasiun Palmerah yang sore ini dipenuhi penumpang yang hendak membawa karyawan pulang kantor.
Heditia, karyawan swasta di sekitar Palmerah yang berada di Stasius Palmerah, mengaku matanya perih terkena imbas gas air mata.
Beruntung ia bisa masuk ke dalam gerbong kereta api.
Meski berada di dalam KRL, kereta tidak bisa berjalan.
Hal itu terjadi karena perlintasan KRL dipenuhi massa yang didominasi pelajar yang terus membalas dengan lemparan batu dan botol.
"Kereta penuh penumpang, tapi kereta tidak jalan. Sudah lebih dari 45 menit kereta tertahan," keluh Heditia.
Pantauan Tribun hingga pukul 17.15 WIB, massa pelajar melempari barikade petugas Kepolisian dengan botol air mineral dan batu.
Bahkan, massa berani mendekat ke arah barikade dan memukul menggunakan bambu.
Massa terlihat bisa dengan mudah mendapatkan batu. Mereka tinggal mengambilnya dari perlintasan kereta api di dekat Stasiun Palmerah.
Sementara itu, Polisi membalas lemparan botol dan batu menggunakan tembakan gas air mata.
Berhenti di Kebayoran
PT KAI Daerah Operasional (Daop) I menetapkan mulai pukul 16.40 sejumlah perjalanan kereta dari arah Stasiun Tanah Abang dan sebaliknya belum dapat melalui lintas Palmerah.
"Operasional perjalanan kereta tidak dapat dilakukan, karena pada perlintasan Pejompongan dan perlintasan arah Stasiun Kebayoran terdapat kerumunan masyarakat dengan situasi yang tidak kondusif," ujar Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2019).
Eva menuturkan, perjalanan kereta dari Maja, Serpong, dan Rangkasbitung menuju Stasiun Tanah Abang hanya dapat dilakukan dari Stasiun Kebayoran dan sebaliknya.
Perjalanan Kereta dari Stasiun Tanah Abang masih dibatalkan sementara.
PT KAI Daop I Jakarta menempatkan hingga 80 petugas pengamanan di lapangan untuk mengamankan jalur rel dan prasarana stasiun serta melakukan pemantauan keamanan jalur kereta api dengan berkordinasi bersama petugas aparat kepolisian dilokasi agar bersama- sama mengamankan perjalanan Kereta.
Warga yang akan menuju area lintas barat seperti Serpong, Maja, Rangkasbitung dan tetap ingin menggunakan kereta diimbau untuk langsung menuju Stasiun Kebayoran atau dapat menggunakan moda transportasi lainnya.
Gas Air Mata
Massa pelajar yang hendak berdemonstrasi di depan Gedung DPR diadang pihak kepolisian.
Pantauan Tribunnews.com, Senin (30/9/2019) di Jalan Gatot Subroto atau di atas flyover arah Slipi, kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa.
Hal itu dilakukan karena massa yang mayoritas memakai seragam putih abu-abu terus berusaha mendekati Gedung DPR, Senayan.
Selain itu, massa pelajar juga melemparkan batu ke arah polisi.
Tol dalam kota di kedua arah pun terpaksa ditutup.
Hingga berita ini ditulis, massa masih melempari batu ke arah polisi.
Baca: TERKINI Demo di Gedung DPR, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Massa Berhamburan, Ada yang Bertahan
Baca: Awam sebagai Anggota DPR RI, Mulan Jameela Banyak Tanya kepada yang Pengalaman