Wajah Transportasi Jakarta: Dari Transjakarta, MRT, dan LRT Menuju Integrasi Transportasi Jak Lingko
Jakarta meraih penghargaan bergengsi internasional karena mampu menyediakan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang cepat, nyaman, aman, serta tepat waktu
Editor: Adi Suhendi
Misalnya Anda naik bus TransJakarta pukul 07.00, lalu naik angkot yang sudah berlogo Jak Lingko pukul 08.30, dan kembali naik bus TransJakarta pukul 10.00, maka saldo dalam kartu Jak Lingko Anda akan berkurang Rp 5.000.
Kartu Jak Lingko seharga Rp 30.000 yang bersaldo Rp 10.000 dapat diisi ulang melalui ATM Bank DKI dan BNI.
Dengan kemudahan itu, target penumpang angkutan umum di Jakarta mencapai 260 juta orang pada 2019, bertambah dari 145 juta penumpang pada 2017 dan 190 juta orang pada 2018.
Di samping mengurangi polusi udara dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan juga berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia.
Integrasi ini diperkuat kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) dan komunitas kreatif Kreavi, untuk memasang papan informasi seputar transportasi publik di 28 halte non BRT Koridor Sudirman.
Informasi yang dipasang tersebut berupa peta, penanda (signage), dan penunjuk jalan (wayfinding) untuk memudahkan masyarakat maupun turis mancanegara dalam menggunakan kendaraan umum di Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pemasangan informasi transportasi publik ini merupakan kolaborasi yang serius antara Pemprov DKI Jakarta dengan warga dalam mewujudkan konsep City 4.0 di Ibu Kota.
Perluasan sistem ganjil genap dari sembilan menjadi 25 ruas jalan yang dimulai pada 9 September 2019, juga mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Jajak pendapat harian Kompas yang diterbitkan pada 6 Oktober 2019 mengungkapkan, 42% responden memilih naik angkutan umum dengan menggunakan bus TransJakarta, MRT, atau kereta Commuterline.
Evaluasi Pemprov DKI pada masa uji coba perluasan ganjil genap dari 12 Agustus 2019 hingga 6 September 2019, volume kendaraan memang menurun 25,24%.
Dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan pun berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia, selain mengurangi polusi udara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.