Atap JPO Sudirman Dicopot atas Perintah Anies Baswedan, Pengamat: Kenapa Dibongkar demi Selfie?
Pengamat memberi kritikan terhadap pencopotan atap JPO di jalan Sudirman, dirinya menyayangkan pencopotan hanya demi selfie
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Lampu yang akan dipasang di bawah JPO akan seperti lampu warna-warni di Simpang Susun Semanggi.
"Iya (seperti Simpang Susun Semanggi), luarnya nanti dikasih lampu warna-warni juga," kata dia.
JPO Sudirman akan diperbaiki pada tahun ini, menurutnya alasan pencopotan atap JPO tersebut agar pejalan kaki yang menyeberang bisa melihat pemandangan sekitar JPO.
"JPO itu tidak hanya untuk sarana menyeberang, tapi juga sarana untuk menambah pengalaman baru, orang menyeberang, melihat kiri kanan, trotoarnya bagus, sudah gede (lebar), lihat gedung-gedungnya bagus," ucap Hari.
Alasan Anies memberi perintah pencopotan atap JPO karena menurutnya JPO itu hanya menghubungkan antar trotoar, tidak menyambungkan halte Transjakarta.
"Apa yang terjadi kalau nanti dibuka? Itu tempat selfie paling sering, karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang. Jadi atapnya dicopot, itu langsung jadi space terbuka," ujar Anies Baswedan, melihat dari tayangan YouTube KOMPAS TV, Rabu (6/11/2019).
JPO tersebut semula ditutupi atap untuk melindungi warga yang menyeberang dari panas dan hujan.
Pejalan kaki yang melintas di JPO Sudirman dari arah Indofood Tower ke Menara Astra terlihat kepanasan pada siang hari.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (6/11/2019), Anies menuturkan, gedung-gedung di kawasan Sudirman akan menjadi latar belakang untuk foto.
Alasan tersebut yang memperkuat Anies Baswedan memerintahkan pencopotan atap JPO yang biasanya dipakai pejalan kaki untuk berteduh di waktu hujan.
Anies mencontohkan pembongkaran JPO Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi sebagai latar belakang untuk berfoto.
"JPO itu atapnya ada supaya tidak kena hujan dan panas, itu benar bila dari indoor ke indoor. Tapi kalau dari ruang terbuka ke ruang terbuka, sebetulnya tidak perlu ada penutup," ucap Anies.
Mengutip pada berita pantauan Kompas.com di lokasi, Rabu (6/11/2019), dari pukul 11.00 WIB - 12.00 WIB, pejalan kaki yang menyeberang rata-rata memakai masker, adapula yang menggunakan payung.
Diantara mereka yang tidak menggunakan payung, terpaksa harus menutupi kepala mereka dengan tangan untuk menghalau teriknya matahari.