Animo Masyarakat Menggunakan Kendaraan Listrik Meningkat
animo masyarakat menggunakan kendaraan listrik seperti skuter untuk mengurangi polusi dan menghindari kemacetan, terus meningkat
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Setiawan mengaku, pihaknya baru mulai berjualan sejak Mei dan responnya sangat positif dari masyarakat. Tahun depan pihaknya menargetkan penjualan skuter listrik bermerk Segway ini antara 2.000 hingga 3.000 unit.
Dia mengatakan, lama pengisian baterei skuter antara 3 hingga 4 jam dan mampu dibawa hingga 25 km hingga 65 km.
Sambung dia menjelaskan, mengendarai skuter terutama skuter yang dijual distributor resmi sebetulnya sangat aman karena kecepatannya bisa dibatasi. Dia juga menyarankan agar lebih aman berkendara di jalan maka pengguna wajib memakai helm sebagai alat pengaman utama. Setelah itu pengguna bisa opsional memakai pelindung siku dan lutut.
Adapun Manager Pemasaran Unit Induk jakarta Raya Bobby Cristya Surya mengatakan, PLN pun mendukung keberadaan kendaraan listrik ini dengan menyediakan fasilitas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) baik di beberapa lokasi.
Adanya SPKLU ini, katanya, adalah perwujudan dari Perpres No 5/2019 tentang Percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterei untuk Transportasi Jalan.
"Kami sudah memiliki pemikiran kedepan apa yang dibutuhkan PLN untuk mendukung (kendaraan listrik). Dari riset kami sudah bekerjasama dengan banyak pihak. Seperti BPPT dan perguruan tinggi untuk mencari formula apa yang cocok untuk menyongsong era kendaraan listrik di masa depan," ungkapnya.
Bobby Cristya Surya, efisiensi kendaraan listrik dengan bahan bakar minyak (BBM) cukup signifikan, yakni bisa mencapai 40 persen. Selain lebih hemat, kendaraan listrik juga berkontribusi menekan polusi.
“Langit Jakarta hari ini sudah tidak lagi biru. Kalau dilihat, warnanya sudah abu-abu. Sebab kendaraan, baik roda dua maupun roda empat adalah penyumbang polusi udara paling besar ketiga di Jakarta,” sebutnya.
Saat ini, kata dia, PLN sudah siap menyongsong era kendaraan listrik. Dari sisi kelistrikan, dia memastikan kebutuhan listrik untuk kendaraan listrik tidak besar, sehingga sudah sangat siap.
“Di Jakarta listrik surplus, tidak ada masalah. Kami juga perlahan menyiapkan sejumlah infrastruktur yang dibutuhkan bekerja sama dengan sejumlah pihak. Salah satunya memperbanyak SPKLU,” terang Bobby.