Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Animo Masyarakat Menggunakan Kendaraan Listrik Meningkat

animo masyarakat menggunakan kendaraan listrik seperti skuter untuk mengurangi polusi dan menghindari kemacetan, terus meningkat

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Animo Masyarakat Menggunakan Kendaraan Listrik Meningkat
HandOut/Istimewa
Melotronic menggelar diskusi bertema “Masa Depan Kendaraan Listrik”, di Gedung Melodia, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melotronic menggelar diskusi bertema “Masa Depan Kendaraan Listrik”, di Gedung Melodia, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12) kemarin.

Diskusi itu menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Manager Pemasaran Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Jakarta Raya Bobby Cristya Surya, Peter Kho dari Komunitas Sepeda/ Motor Listrik (Kosmik) dan Pengguna Skuter Listrik Denny Chasmala.

Dalam diskusi tersebut, disebutkan animo masyarakat menggunakan kendaraan listrik seperti skuter untuk mengurangi polusi dan menghindari kemacetan, terus meningkat.

Animo itu ditunjukkan oleh kian besarnya jumlah anggota yang tergabung dalam komunitas kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Dalam satu komunitas saja, jumlah anggota bisa mencapai belasan ribu.

Peter Kho dari Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (Kosmik) mengatakan, angggota KOSMIK sudah mencapai 17.000 orang di seluruh Indonesia.

"Ini untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa animo ke kendaraan listrik sedemikian besar," katanya.

Berita Rekomendasi

Kendaraan listrik, kata dia, penting untuk menjadikan langit Indonesia kembali membiru.

Sebab polusi udara dari kendaraan berbahan bakar bensin sudah sangat mengancam.

Memakai kendaraan listrik, katanya juga akan membantu pemerintah untuk mengurangi defisit APBN yang salah satunya dikarenakan konsumsi migas ini.

"KOSMIK pun giat melakukan roadshow dan juga sosialisasi akan pentingnya kendaraan listrik ini," ujarnya.

CEO Suara Visual Indonesia Setiawan Winarto selaku distributor skuter listrik bermerk Segway Ninebot mengatakan, beroperasinya MRT dan juga ke depan akan ada LRT maka akan berdampak positif ke pemakaian skuter listrik. Sebab, katanya, skuter listrik bisa menjadi kendaraan penghubung dari rumah ke stasiun MRT atau LRT lalu berlanjut dari stasiun ke kantor.

"Rata-rata usia pembeli berusia 20 tahun ke atas. Usernya banyak pekerja kantoran," ungkapnya.

Dia mengatakan, skuter mudah dilipat dan dibawa kedalam transportasi publik. Di luar negeripun, ujarnya, skuter sudah banyak dipakai untuk penghubung ke stasiun publik ke kantor atau rumah.

Setiawan mengaku, pihaknya baru mulai berjualan sejak Mei dan responnya sangat positif dari masyarakat. Tahun depan pihaknya menargetkan penjualan skuter listrik bermerk Segway ini antara 2.000 hingga 3.000 unit.

Dia mengatakan, lama pengisian baterei skuter antara 3 hingga 4 jam dan mampu dibawa hingga 25 km hingga 65 km.

Sambung dia menjelaskan, mengendarai skuter terutama skuter yang dijual distributor resmi sebetulnya sangat aman karena kecepatannya bisa dibatasi. Dia juga menyarankan agar lebih aman berkendara di jalan maka pengguna wajib memakai helm sebagai alat pengaman utama. Setelah itu pengguna bisa opsional memakai pelindung siku dan lutut.

Adapun Manager Pemasaran Unit Induk jakarta Raya Bobby Cristya Surya mengatakan, PLN pun mendukung keberadaan kendaraan listrik ini dengan menyediakan fasilitas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) baik di beberapa lokasi.

Adanya SPKLU ini, katanya, adalah perwujudan dari Perpres No 5/2019 tentang Percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterei untuk Transportasi Jalan.

"Kami sudah memiliki pemikiran kedepan apa yang dibutuhkan PLN untuk mendukung (kendaraan listrik). Dari riset kami sudah bekerjasama dengan banyak pihak. Seperti BPPT dan perguruan tinggi untuk mencari formula apa yang cocok untuk menyongsong era kendaraan listrik di masa depan," ungkapnya.

Bobby Cristya Surya, efisiensi kendaraan listrik dengan bahan bakar minyak (BBM) cukup signifikan, yakni bisa mencapai 40 persen. Selain lebih hemat, kendaraan listrik juga berkontribusi menekan polusi.

“Langit Jakarta hari ini sudah tidak lagi biru. Kalau dilihat, warnanya sudah abu-abu. Sebab kendaraan, baik roda dua maupun roda empat adalah penyumbang polusi udara paling besar ketiga di Jakarta,” sebutnya.

Saat ini, kata dia, PLN sudah siap menyongsong era kendaraan listrik. Dari sisi kelistrikan, dia memastikan kebutuhan listrik untuk kendaraan listrik tidak besar, sehingga sudah sangat siap.

“Di Jakarta listrik surplus, tidak ada masalah. Kami juga perlahan menyiapkan sejumlah infrastruktur yang dibutuhkan bekerja sama dengan sejumlah pihak. Salah satunya memperbanyak SPKLU,” terang Bobby.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas