Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berbagai Versi Penyebab Banjir Jakarta, Menteri PUPR Singgung Anies Tak Maksimal Kelola Ciliwung

Hujan deras yang tak kunjung berhenti sejak Selasa (31/12/2019) membuat wilayah di DKI Jakarta dan beberapa wilayah sekitarnya terendam banjir

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Miftah
zoom-in Berbagai Versi Penyebab Banjir Jakarta, Menteri PUPR Singgung Anies Tak Maksimal Kelola Ciliwung
GRID NETWORK/GRID NETWORK/DIDI KASIM
Pasca banjir guyuran hujan pergantian Tahun Baru 2020 wilayah Kebon Jeruk dan sekitarnya, ke arah kantor Grid Network, Jl Panjang, Kebon Jeruk terus ke jalan Daan Mogot Jakarta, hingga saat ini air belum surut masih sepinggang orang dewasa, Kamis (2/1/2020). Para warga menyeberang dengan menggunakan perahu karet. FOTO-FOTO DIDI KASIM/GRID NETWORK 

Versi Pakar Pakar Bioteknologi

Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali
Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali (Tangkap layar channel YouTutube KompasTV)

Senada dengan pendapat dari BMKG, Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali curah hujan tinggi penyebab banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Firdaus curah hujan tersebut merupakan curah hujan tertinggi di dalam catatannya. 

Di tahun 2017 curah hujan di kawasan Jabodetabek menyentuh angka 340 mm.

Sementara itu, di tahun 2013 curah hujan hanya berkisar 300 mm.

"Jadi ini curah hujan yang sangat ekstrim," kata Fordaus dikutip dari tayangan Breaking News KompasTV, Rabu (1/1/2020).

Firdaus menambahkan, bencana banjir yang berulang kali melanda wilayah khususnya DKI Jakarta sudah bisa diprediksi jauh sebelum terjadi.

Berita Rekomendasi

"Kita bisa memperkirakan berapa besaran curah hujan yang akan menimbulkan debit air bertambah," lanjut Firdaus.

Pria berkacamata ini, menyarankan untuk semua pihak terkait untuk mengubah cara padang ketika melihat bajir. 

Menurut Firdaus, memikirkan langkah antisipasi banjir seharusnya sudah dilakukan ketika berada di musim kemarau, bukan di musim penghujan. 

Dengan harapan antisipasi banjir dapat dilakukan sedini mungkin.

"Kita selalu lupa, ketika musim hujan kita baru kemudian banjir genangan, kita panik lalu sibuk mengevakuasi.

Ini yang perlu kita rubah," beber Firdaus.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas