POPULER- Beda Cara Penanganan Banjir Jakarta Ala Anies Baswedan dan Ahok dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam kurun lima tahun ini, terdapat perbedaan cara dalam pengendalian banjir antara Ahok dan Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Penulis: Daryono
Editor: Miftah
Berikut sejumlah program pengendalian banjir ala Anies:
- Naturalisasi Sungai
Berbeda dengan Ahok yang memilih normalisasi sungai, Anies menjalankan program naturalisasi sungai.
Dengan program ini, Anies menyatakan tak ingin menggusur warga di bantaran sungai.
"Naturalisasi kita jalankan. Bahkan (tahun) 2019, nanti kita sudah liat jadi hasilnya, akhir tahun ini Insya Allah sudah selesai," kata Anies, Kamis (2/5/2019) dikutip dari TribunJakarta.
Naturalisasi sungai merupakan konsep mengembalikan ekosistem sungai dan waduk hingga sesuai pada fungsi aslinya.
Hal ini dijelaskan Anies Baswedan berbeda dengan upaya normalisasi.
Menurut Anies, program naturalisasi tersebut kini sudah berjalan.
Ia pun mengatakan bahwa hasilnya terlihat pada akhir tahun 2019.
"Kami akan bangun tempat-tempat di mana ekosistem sungainya dihidupkan kembali. Nah ekosistemnya itu supaya airnya jernih, makhluk-makhluk bisa hidup di sana. Kalau makhluk-akhluk bisa hidup di sana, artinya polusinya juga rendah. Itu yang akan kita lakukan," paparnya.
- Bangun Kolam Retensi dan Membuat Sumur Resapan
Diketahui, naturalisasi bukanlah satu-satunya upaya Anies Baswedan dalam tangani banjir Ibu kota.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjabarkan setidaknya ada tiga upaya lain yang ia lakukan.
Yakni membangun kolam retensi, membangun tanggul di pesisir Jakarta, hingga membuat sumur resapan air atau drainase vertikal.
"Terkait dengan program pengendalian banjir, saya selalu sampaikan ada beberapa. Satu adalah sumber banjir karena air dari hulu. Itu solusinya dengan membangun lebih banyak kolam retensi, waduk atau dam," kata Anies Baswedan, masih mengutip TribunJakarta.
Kolam retensi yang dimaksud, merupakan pembangunan bendungan yang dibuat di sejumlah titik perbatasan.
Fungsinya, untuk mengontrol air yang masuk ke sungai Jakarta dari hulu, Bogor Jawa Barat.
Anies berharap dengan dibuatnya kolam retensi tersebut nantinya air yang mengalir ke Ciliwung bisa dikendalikan.
Sehingga tak terjadi luapan ketika musim hujan.
"Air dari hulu bergerak ke Jakarta secara lebih terkontrol. Kemudian sebab (banjir) yang kedua adalah meningkatnya permukaan air laut. Caranya dengan meneruskan pembangunan tanggul di pesisir Jakarta. Lalu yang ketiga adalah terkait dengan banjir akibat hujan dalam kota. Itu ada beberapa wilayah. Wilayah yang tanahnya mampu menyerap air, di situ kita bangun program drainase vertikal," kata Anies Baswedan.
(Tribunnews.com/Daryono) (Sumber: TribunJakarta/Pebby Ade Liana/Kompas.com/Kurnia Sari Aziza/Jessi Carina/Kontributor Jakarta, David Oliver Purba)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.