Suka Duka Sutinah Hadapi Banjir Rutin di Kampung Semanan Kalideres
Sutinah (46) berusaha menenangkan tangis anak bungsunya yang terus menunjuk ke rumah mereka yang terendam air setinggi
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tangis dan rengekan seorang balita perempuan yang berada dalam dekapan ibunya di posko pengungsian Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (4/1/2020), tak kunjung reda.
Sutinah (46) berusaha menenangkan tangis anak bungsunya yang terus menunjuk ke rumah mereka yang terendam air setinggi dada orang dewasa.
"Belum bisa pulang nduk (panggilan anak perempuan bahasa Jawa). Omah (Rumah) masih kelelep (terendam)," ujar Sutinah kepada putrinya, Sabtu (4/1/2020).
Rumah Sutinah yang berada di Kampung Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat memang sudah terdampak banjir sejak Rabu (1/1) lalu.
Bahkan ketinggian air saat itu mencapai atap rumah sebagian besar warga di kampung tersebut.
Beruntung kediaman Sutinah berada di dataran yang sedikit lebih tinggi, sehingga banyak harta benda yang masih tak basah meski tak diselamatkan.
Baca: Banjir dan Longsor Terjadi di Kepulauan Sangihe, Memakan Dua orang Korban Jiwa dan 31 Bangunan Rusak
Baca: Kampung Semanan Kalideres Kebanjiran, Warga Salahkan Rusaknya Pompa Air
Baca: Bersepeda, Anies Tinjau Sekolah Terdampak Banjir di SMAN 8 Jakarta
Air yang belum kunjung surut membuat dirinya masih belum bisa kembali meninggali rumah yang ditempatinya sejak puluhan tahun silam tersebut.
"Masih sedada (ketinggian air). Jadi belum bisa balik (kembali ke rumah)," jelasnya.
Meski banjir kali ini tergolong cukup besar, Sutinah mengaku tak kaget saat air mulai masuk dan menggenangi rumahnya. Ia mengaku terbiasa mengalami banjir.
"Ya gimana ya, sudah biasa (banjir) jadi nggak kaget. Ini memang lebih besar daripada sebelum-sebelumnya, tapi tetap biasa (untuk) saya," kata Sutinah.
Perempuan asal Kebumen tersebut mengatakan banjir sudah menjadi langganan di kawasan tempatnya tinggal. Bahkan, ia mencatat selalu terjadi banjir dalam siklus lima tahunan.
Musibah ini tentu membuatnya khawatir, apalagi ada dokumen-dokumen penting bagi anak-anaknya yang diyakininya rusak akibat terendam air.
Ia juga mengkhawatirkan baju seragam anak-anaknya yang mungkin rusak. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar di sekolah akan segera dimulai.
Tetapi dibalik kekhawatiran tersebut, Sutinah mengaku bangga dan senang lantaran si bungsu mampu mendatangkan rezeki.
Ia bercerita bahwa balita perempuan itu mendapatkan uang Rp100.000 dari istri Menteri Sosial Juliari Batubara yang tengah berkunjung ke posko pengungsian mereka.
"Saya senang sekali. Bu menteri tanya siapa yang sudah ikut PAUD, terus anak saya mengacungkan jarinya. Disuruh baca ayat juga bisa, terus dapat Rp100 ribu," ujar Sutinah seraya tersenyum dan mengusap kepala putrinya yang sudah tak menangis lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.