Warga Kemang Pratama 2 Bekasi Swadaya Tanggulangi Tanah Longsor
Teguh menuturkan warga Kemang Pratama 2 secara swadaya telah menyewa peralatan berat untuk menangani tanah longsor tersebut.
Penulis: Deodatus Pradipto
Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Teguh, warga perumahan Kemang Pratama 2, Bekasi mengaku belakangan ini merasa khawatir. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir terjadi tanah longsor di perumahannya, namun belum ada penanganan dari Pemerintah Kota Bekasi.
Tanah longsor ini terjadi di Jalan Kemang Melati 11. Lokasi tanah longsor berada di pembatas antara perumahan dengan kampung. Menurut keterangan Teguh, tanah longsor ini terjadi bersamaan dengan bencana banjir besar beberapa pekan lalu (1/1/2020).
"Sampai saat ini belum ada pihak yang bertanggung jawab. Pak Camat, Pak Lurah dan Kapolsek sudah meninjau, tapi sampai sekarang belum ada respons lanjutan," ujar Teguh kepada Tribunnews.com, Senin (27/1/2020).
Teguh menuturkan warga Kemang Pratama 2 telah menyewa peralatan berat untuk menangani tanah longsor tersebut. Biaya penyewaan berasal dari swadaya masyarakat.
"Potensi longsor masih mengintai warga kampung atas dan Kemang," kata Teguh.
Secara terpisah, Ponco, ketua Rukun Warga 36 Kemang Pratama 2, menuturkan pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak pengembang perumahan Kemang Pratama. Pihak pengembang mengatakan saat ini hal tersebut menjadi tanggung jawab RW masing-masing.
Ponco menuturkan rukun warga Kemang Pratama 2 sementara menutup pagar yang roboh agar bisa digunakan untuk lalu lintas warga. Menurut Ponco penanganan ini tidak efektif karena longsor harus ditangani secara permanen.
"Kami sudah menghubungi Dinas SDA, pihak Kecamatan, dan Kelurahan. Dari Kelurahan dan Kecamatan hanya menjanjika akan meneruskan ke pihak yang terkait," tutur Ponco kepada Tribunnews.com, Senin (27/1/2020) malam.
Ponco mengatakan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi menjanjikan akan mendatangkan alat berat untuk menangani tanah longsor tersebut. Namun demikian, sampai saat ini belum ada kejelasan soal siapa yang menyediakan bahan bangunan seperti batu.
"Saya sudah keluar Rp10 juta. Dari sumbangan warga. Tadinya mau dilanjutkan tutup sementara, tapi kita tunda karena dirasa tidak efektif," kata Ponco.