Jakarta Kembali Banjir, Pakar Tata Kota Kritik Kinerja Anies Baswedan
Jakarta kembali banjir, Pakar Tata Kota, Prof Manlian Ronald Simanjuntak memberikan sorotan tajam kepada kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Banjir kembali menerjang sejumlah wilayah di DKI Jakarta, pada Sabtu (8/2/2020).
Lantaran hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Jumat (7/2/2020) petang, sehingga membuat sejumlah titik ibu kota terendam banjir.
Menanggapi hal ini, Pakar Tata Kota, Prof Manlian Ronald Simanjuntak memberikan sorotan tajam kepada kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Manlian menilai, Anies sebagai kepala daerah DKI Jakarta belum dapat menunjukkan leadership yang baik dalam menanggulangi banjir.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam program APA KABAR INDONESIA MALAM yang Tribunnews lansir dari YouTube Talk Show tvOne, Senin (10/2/2020).
Pakar tata kota ini mengkritik klaim yang dilontarkan Anies Baswedan bahwa telah mengendalikan banjir dengan baik.
Menurutnya Gubernur DKI ini belum memahami suatu permasalahan secara menyeluruh.
"Masalah banjir di Jakarta, apa yang disampaikan bapak gubernur sudah maksimal menurut saya bukan sudah maksimal, namun belum komperhensif," jelasnya.
"Mungkin kita belum mengenal apa itu Jakarta," kata Manlian.
"Jakarta itu kawasan strategis nasional, sehingga dampak banjir bukan akan ada lagi, tetapi sudah pasti terjadi," imbuhnya.
Ia pun menyinggung terkait adanya pembangunan di Jakarta yang begitu cepat dan serempak, dimana menjadi satu diantara faktor kuat terjadinya banjir.
Baca: Anies Klaim Tangani Banjir di Jakarta, Tigor Minta Jokowi Evaluasi Gubernur DKI : Kemampuannya Stuck
Menurutnya dalam menangani banjir di ibu kota, sebaiknya jangan hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja, namun juga harus dengan sekitarnya.
"Yang paling penting adalah perbatasan Jakarta, setiap kali ada pembangunan konstruksi baik gedung jalan, maka bertambahlah resiko dampak terhadap banjir," ujarnya.
"Jadi penanganan ini tidak dapat hanya Pemda DKI Jakarta saja, perlu dengan pihak-pihak lain," kata Manlian.
"Bukan hanya dengan pusat tapi juga sekitarnya. Jakarta ini ada perbatasan dengan Banten dan Jawa Barat," imbuhnya.
"Pada waktu pembangunan akan dilakukan, ada perencanaan itu sudah harus dibicarakan dulu seharusnya," jelasnya.
Sehingga Anies sebagai kepala daerah memiliki kemampuan dan wewenang yang besar untuk menanggulangi banjir di ibu kota.
Kehadiran Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Daerah menjadi sangat penting untuk dapat menyelesaikan persoalan banjir.
Sehingga Manlian menyebut Anies seharusnya dapat melakukan sinergi bersama untuk atasi banjir.
"Perhatikan Undang-Undang No 3 tahun 2014, siapa yang mengurusi daerah, Kepala daerah," tegasnya.
"Jadi sebenarnya Jakarta ini, pimpinannya maaf kata bukan presiden tapi kepala daerah," jelasnya.
"Ya kumlpulkan dong ada menteri PUPR dan sebagainya, ini darurat, kok biasa-biasa saja gitu," kata Manlian.
Pernyataan Anies Baswedan Soal Banjir
Anies Baswedan angkat bicara terkait banjir di media sosial Instagram miliknya, @aniesbaswedan.
Gubernur DKI ini mengaku telah menyiagakan semua jajaran yang relevan sejak Jumat kemarin.
Bahkan dalam unggahan fotonya itu, Anies tampak mengunjungi Pintu Air Manggarai.
"Curah Hujan yang tinggi di kawasan hulu terlihat dari ketinggian air di Bendung Katulampa di Bogor.
Mulai pukul 16.00 ketinggian meningkat terus dan mencapai puncaknya pada pukul 22.00 (Siaga 3/Waspada) Seluruh jajaran mengabarkan ke kampung-kampung sepanjang bantaran sungai untuk bersiaga," tulisnya.
Baca: Respon Gubernur Anies Baswedan Lihat Jakarta Kembali Diterjang Banjir, Trending Twitter Menyorotinya
Dalam keterangan fotonya, Anies juga menyebut pihaknya telah menyediakan sejumlah alat berat untuk mengangkat dan membersihkan sampah yang tertahan di pintu air manggarai.
"Sejak tengah malam, tim UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI mulai berjaga dengan semua alat berat utk membersihkan “debris” yang terbawa aliran sungai masuk ke Jakarta dan ditahan di pintu air manggarai," tulisnya.
"Pada pukul 3 pagi, alat berat mulai bekerja menindahkan debris dari badan sungai ke truk-truk. Dalam waktu 5 jam saja terangkut sekitar 200 ton sampah (25 truk)," imbuhnya.
Lebih lanjut, Anies menyebut ketinggian normal di Pintu Air Manggarai pada musim hujan adalah 600, dengan kiriman air dari hulu sejak dini hari ini, ketinggian itu terus meningkat hingga mencapai posisi tertinggi di 925 (naik 3,25m) dengan status siaga 2 pada pukul 8 pagi.
Namun ketinggian air itu telah turun hingga 895 dan terus menerus surut.
Menurutnya, ia dan semua jajaran terus memantau dan memonitor pintu-pintu air menggunakan CCT.
Ketika air mulai surut maka semua pintu air dapat dibuka secara maksimal.
"Kawasan hulu dan sisi timur laut Jakarta pagi tadi mengalami hujan tinggi dan ekstrim, mencapai 244,2mm/hari (Jakarta) dan 130mm/hari (Bogor). Semua masih tetap bersiaga," tulis Anies.
"Saat ini semua pintu air dikendalikan sembari memonitor ketinggian permukaan air laut. Begitu permukaan air laut mulai surut (diperkirakan pada pukul 10-11 pagi) maka semua pintu air bisa dibuka maksimal agar air di semua wilayah bisa segera surut," sambung tulisannya.
Tak lupa dalam akhir keterangannya, Anies mememberikan apresiasi kepada seluruh petugas yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
"Apresiasi pada semua petugas yang bekerja non-stop sejak kemarin sore hingga saat ini!" tulisnya.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)