Warga Korban Banjir Mulai Frustasi dan Lelah
Banjir di tempat tinggal mereka, yang memasuki hari keempat, merupakan bencana banjir kedua yang warga alami pada Februari 2020.
Editor: Hasanudin Aco
"Kalau ngurus (surat-surat) lagi, duit lagi. Aduh... pusing," kata dia.
Rumah seperti bau pasar ikan
Hamidah, warga RT 4 RW 21 Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang ini bingung bagaimana menghadapi bencana yang tak bisa ditanggulangi baik dari pihak pemerintah Kota Tangerang maupun pengembang Garden City Residence.
"Bersihin rumah nih misalnya, sudah enggak bau lumpur lagi, rumah kita sudah bau Pasar Ikan," kata dia.
Hamidah yang berusia 59 tahun tersebut sempat membersihkan rumahnya pada hari kedua banjir.
Saat itu, kata dia, banjir sudah mulai surut dan dia mengambil inisiatif untuk membersihkan rumah.
"Eh tahunya malam Rabu (Selasa malam) itu hujan gede lagi, ya naik lagi airnya," kata dia.
Harus tetap bekerja meski rumah kebanjiran
Ketua Posko Pengungsian yang juga istri Ketua RW 21 Kelurahan Gebang Raya, Mira Karina mengatakan, beberapa warga mulai mengeluh sulitnya bekerja normal di tengah situasi banjir.
"Suami saya sendiri harus pakai laporan, difoto, terus ditanyain ketinggian air berapa," kata Mira saat ditemui Kompas.com di Posko Pengungsian Posyandu RW 21 Kelurahan Gebang Raya Kota Tangerang.
Beruntung, kata dia, perusahaan tempat suaminya bekerja masih bisa toleransi dengan keadaan banjir.
Namun tidak dengan lainnya.
Mira mengatakan, salah seorang warganya harus tetap bekerja di tengah kondisi banjir lantaran takut gaji dipotong.
Tidak tanggung-tanggung, apabila tidak hadir bekerja gaji bulanan bisa dipotong hingga Rp 200.000.