Pedagang Ungkap Hebohnya Warga Membeli Jahe: 'Mana Ada Sejarahnya Beli Jamu Antre'
Pedagang rempah-rempah di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur bercerita bagaimana hebohnya warga mengantre demi membawa pulang jahe merah untuk direbus.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
Tribun mencoba mencari jahe merah di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur stok disana kosong karena sudah laris sejak pagi hari.
Baca: Maia Estianty dan Anang Rebutan Tiara Idol untuk Jadi Pacar sang Anak, Azriel atau Dul Jaelani?
Baca: Paus Fransiskus Dinyatakan Negatif Virus Corona Setelah Menjalani Tes Kesehatan
"Jahe merah habis dibeli sejak pagi. Adanya jahe biasa, jahe putih yang lokal," ucap Yanti seorang penjual rempah-rempah di Pasar Jatinegara.
Yanti mengatakan sejak tiga hari ini, permintaan jahe merah meningkat.
Alhasil setiap harinya, Yanti harus belanja jahe merah ke Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.
Yanti tidak berani menyetok jahe merah dalam jumlah banyak karena takut busuk dan membutuhkan modal besar.
"Sejak Senin, Selasa dan hari ini banyak yang beli. Biasanya sekilo Rp 60 ribu, sekarang naik jadi Rp 70 bahkan ada yang jual Rp 80 ribu. Saya tidak berani nyetok banyak, jadi tiap hari belanja ke Kramatjati," ungkap Yanti.
Karena viral resep jahe merah sebagai penangkal virus corona, Yanti mengaku bisa menjual 70 kg jahe merah per hari.
Baca: DPD RI Sarankan Pemerintah Bentuk Crisis Centre Covid-19
Baca: Rincian Gaji PNS yang Sudah Diangkat, Golongan IV Rp 3,5 Juta per Bulan Belum Termasuk Tunjangan
Padahal hari-hari biasanya hanya terjual sebanyak 5 kg.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan ikut mengomentari resep jamu yang viral tersebut.
Menurutnya, semua yang bisa meningkatkan imunitas tubuh berarti penangkal.
Jamu temulawak, jahe, dan lainnya memang dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus.
Namun Terawan tidak memandang temulawak, jahe dan rempah lainnya bisa secara khusus menangkal virus corona.(Tribun Network/fel/wly)