Jika Remaja Pembunuh Bocah Dinyatakan Gangguan Jiwa, Keluarga Korban Ingin Pelaku Pindah Rumah
Azham Khan menyebut, kliennya dan tetangga tidak ingin jika pelaku nantinya tetap tinggal di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
![Jika Remaja Pembunuh Bocah Dinyatakan Gangguan Jiwa, Keluarga Korban Ingin Pelaku Pindah Rumah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kuasa-hukum-ap-bocah-5-tahun.jpg)
"Disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau cuma kertas dan gambar kami sediakan, memang itu bagian dari pemeriksaan (jiwa)," ungkapnya.
Baca: Sudjiwo Tedjo Malah Salahkan Pendidikan dan Tata Kota soal ABG Bunuh Bocah: Yang Kotor Pikiran Kita
Baca: Bahas Remaja Bunuh Bocah, Tika Bisono Geram Orangtua Beri Gadget ke Anak: Ingat Kata Bill Gates
Namun, saat ini hasil dari pemeriksaan pelaku belum bisa diketahui, karena baru satu hari pemeriksaan.
Sebab, NF harus mengenal dulu para tim dokter agar lebih terbuka saat menjalani pemeriksaan.
"Kita baru pemeriksaan tahap awal, mulai dari pendekatan sebagai dokter dan terperiksa, dalam hal ini pasien," imbuh Henny.
![Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan pelaku pembunuhan bocah 6 tahun di Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wakapolres-metro-jakarta-pusat-akbp-susatyo-purnomo-perlihatkan-buku-catatan-pelaku-pembunuhan.jpg)
Ayah korban Ingin Pelaku Dihukum Berat
Ayah korban, Kartono ingin pelaku dihukum setimpal sesuai perbuatannya.
Ia menyebut, perbuatan dari NF tersebut sungguh tak manusiawi.
"Saya penginnya pelaku dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukuman mati," ungkap Kartono, dikutip dari TribunJakarta.com, Minggu (8/3/2020).
Ayah APA ini juga tak menyangka, NF yang menjadi tetangganya bisa tega membunuh anaknya.
Baca: Bermodalkan Gambar Kebencian, Pakar Mikro Ekspresi Sebut Siswi Pembunuh Bocah Simpan Luka Dalam
Baca: Update Kasus Siswi SMP Bunuh Bocah: Permintaan Kak Seto hingga Kebiasaan Pelaku saat SD
Ia berujar, APA sering bermain ke rumah pelaku, karena ibu korban membantu ibu NF untuk membuat kue.
"Saya enggak habis pikir bisa setega itu sampai makan nyawa anak kecil gitu."
"Yang saya pikirin itu anak kecil kok ya sampai begitu," ujar Kartono.
Ia mengaku ikhlas atas kepergian sang anak yang begitu mendadak tersebut.
Menurutnya, saat ini istrinya masih terguncang dengan kepergian APA.
Kartono menyebut, dirinya hanya bisa mengenang keceriaan anaknya semasa hidup.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJakarta.com/Bima Putra/Kurniawati Hasjanah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.