Kata Kriminolog Anak soal ABG Bunuh Bocah di Sawah Besar: Tersangka Korban Keluarga dan Lingkungan
Haniva Hasna menyebut, ada empat faktor tersangka NF menjadi korban dalam kasus pembunuhan tersebut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan yang dilakukan NF (15) siswi SMP terhadap bocah berinisial APA (6) menjadi perhatian kriminolog anak.
Haniva Hasna selaku kriminolog anak menilai, siswi SMP berinisial NF (15) yang membunuh bocah berinisial APA (6) di Jakarta Pusat, seharusnya disebut sebagai korban, bukan pelaku.
Haniva Hasna menyebut, ada empat faktor tersangka NF menjadi korban dalam kasus pembunuhan tersebut.
"Dia ini korban, jadi jangan bilang dia tersangka, kenapa jadi pelaku? karena dia korban."
"Korban dari agensi keluarganya tadi, dan lingkungan," ujar Haniva Hasna, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (11/3/2020),
Ia menyebut, kedekatan tersangka dengan keluarga berperan besar dalam menentukan tindakannya.
"Pada saat dia enggak ada kedekatan, enggak ada tanggung jawab," ungkapnya.
"Saat anak tidak merasa punya kedekatan apapun dengan orangtuanya, dia akan bebas melakukan apapun," jelas Haniva.
Menurutnya, tersangka tidak merencanakan kehidupannya ke depan setelah lulus dari bangku SMP.
"Yang kedua, komitmen dia apa? 15 tahun harusnya dia sudah memikirkan SMA apa, dia harus memikirkan jurusannya apa, tujuan hidupnya apa, enggak ada sama sekali," katanya.
Selanjutnya, perbuatan NF itu menunjukkan tidak adanya kedekatan tersangka dengan masyarakat dan pihak sekolah.
"Ketiga, involvement, keterlibatan dia di masyarakat, keterlibatan dia di sekolah, berarti tidak ada sama sekali," lanjutnya.
Ia menyebut, keyakinan beragama juga bisa memengaruhi seseorang untuk mengurungkan niat melakukan kejahatan.
Namun, menurutnya, NF juga tidak memiliki faktor yang keempat ini.