Otak Remaja SMP Pembunuh Bocah di Sawah Besar Diteliti untuk Tahu Penyebab Ia Minim Empati
Otak NF, remaja SMP pembunuh bocah lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, tengah diteliti. Hal ini untuk mengetahui penyebab ia tak punya empati.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Otak NF (15), remaja SMP yang membunuh tetangganya sendiri di Sawah Besar, Jakarta Pusat, tengah diteliti.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti, pada Rabu (11/3/2020).
Dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta, NF telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati pada Minggu (8/3/2020) untuk menjalani pemeriksaan terkait kejiwaannya.
Dibawanya NF ke rumah sakit merupakan permintaan dari penyidik Polres Metro Jakarta Barat.
Hastry mengatakan, kasus NF bukanlah yang pertama dalam ranah psikiatri jiwa forensik.
Baca: KABAR TERBARU Siswi SMP Pembunuh Bocah, Kak Seto Minta Tak Dipenjara hingga Kebiasannya saat SD
Baca: Hadir di ILC, Ibu Bocah yang Dibunuh Siswi SMP Ungkap Detik-detik Anaknya Ditemukan: Langsung Blank
Ia pun menjelaskan, adanya perasaan puas setelah membunuh orang berkaitan dengan pertumbuhan otak.
"Ada (orang puas setelah membunuh). Karena bicara tentang pertumbuhan bagian otaknya, yang membuat rasa baik hati, menolong, empati itu tumbuh atau tidak," terang Hastry di RS Polri Kramat Jati, Rabu.
Hastry mengungkapkan, kurangnya atau bahkan tak memiliki empati bisa menjadi penyebab seseorang tega menyakiti hingga membunuh.
Seperti diketahui, NF sempat mengaku tak menyesal telah membunuh korban APA (5).
NF justru mengatakan dirinya merasa puas.
"Ini agak sedikit unik, si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh."
"Kemudian menyatakan saya tidak menyesal tapi saya merasa puas," ujar Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto, Jumat (6/3/2020), dilansir Kompas TV.
Masih mengutip Tribun Jakarta, Hastry menyebutkan sekarang tengah dilakukan pemeriksaan terhadap NF untuk mengetahui penyebab minimnya empati gadis yang dikenal cerdas ini.
Pemeriksaan tak hanya dilakukan oleh dokter psikiatri jiwa forensik, melainkan juga ahli saraf dan lainnya.