Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Kak Seto Minta Pelaku Tidak Ditahan tapi Direhabilitasi
Kak Seto angkat bicara terkait kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP di Jakarta Barat.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan bocah 6 tahun menggemparkan warga Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Hal ini dikarenakan pembunuhan dilakukan oleh siswi SMP berusia 15 tahun berinisial NF yang juga merupakan tetangga korban.
Peristiwa ini terungkap dari pengakuan pelaku yang secara sadar menyerahkan dirinya sendiri ke polisi.
Hingga kini kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
Kasus ini mendapat sorotan dari Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.
Menurut pria yang akrab disapa Kak Seto ini ada baiknya NF direhabilitasi.
“Kami apresiasi kepolisian. Tapi diimbau untuk tidak menahan pelaku, melainkan memberikan rehabilitasi,” kata Kak Seto kepada Kompas TV di Jakarta pada Selasa (10/3/2020).
Ia menambahkan jika rehabilitasi perlu dilakukan untuk merubah perilaku NF yang diduga melakukan pembunuhan terinspirasi dari film horor.
Kak Seto juga menyayangkan pengawasan orang tua NF yang kurang dan mengakibatkan peristiwa ini terjadi.
Baca: Siswi SMP Pembunuh Bocah di Sawah Besar Kini Diisolasi di Poli Kesehatan Jiwa RS Polri Kramat Jati
“Anak bisa melakukan kekerasan hingga menelan korban jiwa diduga karena kurangnya pengawasan orang tua,” ungkap Kak Seto.
Karena kurangnya pengawasan itulah, lanjut dia, membuat orang tua membiarkan anaknya menyaksikan kekerasan.
Akibatnya, sang anak mencontoh melakukan kekerasan tersebut.
Sebelumnya, polisi telah memeriksa rumah NF untuk mencari barang bukti dan petunjuk yang bisa digunakan dalam proses penyelidikan.
Dari rumah pelaku ditemukan sebuah papan tulis yang berisi pesan-pesan curhat NF dan belasan gambar yang digoreskan di lembaran kertas HVS.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, Ajun Kombes Susatyo Purnomo membenarkan adanya temuan tersebut dan menyatakan kemampuan NF dalam berbahasa Inggris cukup baik.
"Menemukan adanya papan curhat, anak ini cukup cerdas berkemammpuan bahasa Inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaanya itu dalam berbagai tulisan."
"Hasil olah TKP kami menemukan beberapa tulisan tangan yang pertama adalah bagaimana kemampuan menggambar anak ini cukup baik perbandingannya cukup baik, ungkapan perasaan dia," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Sabtu (7/3/2020).
Ia mengungkap jika pembunuhan yang dilakukan NF ini sudah tergambar di kertas yang ditemukan oleh polisi.
Semua temuan gambar-gambar ini akan dijadikan bahan dalam proses penyelidikan kasus pembunuhan ini.
Baca: Tulisan Siswi Pembunuh Bocah 6 Tahun My Dad is My Crush, Psikolog: Kemungkinan Benci Tapi Cinta
"Dan yang lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini sudah tergambar. Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat 'Keep calm and give me Tortune'."
"Tentunya ini akan menjadi bahan-bahan yang kami kumpulkan dari TKP akan dikaji oleh ahli kejiwaan terkait dengan proses penyidikan selanjutnya anak berhadapan dengan hukum," imbuhnya.
Selain itu ada tulisan NF yang ditunjukkan untuk ayahnya.
Tulisan itu adalah 'Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever.'
Arti kalimat berbahasa Inggris ini, dalam bahasa Indonesia adalah "besok aku akan mencoba tertawa melihat ayahku meninggal selamanya".
Kalimat tersebut dituangkan pada selembar kertas dengan gambar seorang perempuan.
Total ada 13 lembar kertas yang digambar oleh pelaku dan kini menjadi barang bukti kepolisian.
"Kemudian, kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," kata ungkapnya dikutip dari TribunJakarta.com.
Selain itu ditemukan juga gambar-gambar kesedihan.
"Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya."
"Total ada tiga belas, nih. Ini gambar dia semua," kata Susatyo.
Baca: Apa Makna Gambar-gambar Perempuan Sedih Karya Siswi SMP yang Bunuh Bocah di Sawah Besar?
Dari 13 gambar ini, sambungnya, ada gambar yang menjadi favorit pelaku, tokoh dalam film Slender Man.
"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," kata Susatyo.
Ada pula tulisan seperti soal psikotes.
Kami mencoba mendalami dari berbagai catatan-catatan yang dimiliki oleh si pelaku.
Beberapa curahan hati dan emosi pelaku pun dituangkan pada sebuah papan tulis.
"Selain itu, ada rasa kekecewaan kepada keluarga di dalam papan tulisnya pelaku. Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," ujar Susatyo.
"Ini akan kami kumpulkan buktinya sebagai menjadi bahan pertimbangan perkara ini. Ini menjadi perhatian kami semua," kata Susatyo.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay) (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat) (Kompas TV/Tito Dirhantoro)