Keluh Kesah Sopir Taksi di Tengah Wabah Corona di Jakarta: Pendapatan Turun Hingga 75 Persen
Keluh kesah sopir taksi dan taksi daring di tengah pandemi virus corona yang sedang dihadapi warga Jakarta
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Sudah dua hari, ia baru mendapatkan satu penumpang saja.
Sembari menyeruput teh panas dari gelas plastik, ia mengatakan pendapatannya turun hingga 75 persen.
"Sebelum ada corona, minimal ngantongin Rp 75 ribu sehari," keluh Jejen kepada TribunJakarta.com pada Senin (30/3/2020).
Tapi situasi terbalik ketika pandemi Covid-19 mampir ke Indonesia.
"Sekarang, seharian belum tentu dapat (penumpang)."
"Asli, emang bener-bener sunyi bukan sepi lagi di jalan sekarang," imbuh dia.
Bila karantina wilayah diberlakukan pemerintah, Jejen tak masalah.
Asalkan, ia mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Kalau saya berharap pemerintah memberikan bantuan sembako kepada kita."
"Selain itu urusan cicilan mohon tegas untuk ditangguhkan," ungkap pria yang masih mencicil motor tersebut.
"Saya tuh udah jadi ODR, Orang Dalam Risiko," aku dia.
Jejen mengaku terpaksa keluar di tengah wabah virus yang belakangan membuat gelisah warga dunia.
Kalau bukan soal perut, dia tak bakal terpaksa bergelut di jalanan berdebu.
"Saya tuh udah jadi ODR, Orang Dalam Risiko," aku dia.