Sejumlah Remaja Diduga Keroyok dan Bakar Transgender Hidup-hidup Dikenal Sering Tawuran dan Ngelem
Dari cerita Lurah Kalibaru, Suyono, remaja-remaja tersebut kerap terlibat aksi kriminalitas
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Bahkan, tawuran bagi mereka sudah menjadi rutinitas karena dilakukan hampir setiap hari dan tanpa sebab.
"Namun karena banyak juga dari luar warga, kami jadi kami susah membinanya."
"Mereka kami pulangkan namun besok-besok kembali lagi," jelasnya.
Suyono mengklaim pihaknya bersama polisi dan TNI setempat kerap mengamankan wilayah itu dari anak-anak nakal tersebut.
Bahkan, mereka memiliki program Ayo Jaga yang merupakan patroli rutin antara Satpol PP, TNI, dan Polisi.
Meski demikian, ia mengakui anak-anak dari luar wilayahnya itu kerap kembali lagi seusai diusir dan ditangkapi saat patroli.
"Kalau kami tidak jaga saja sehari itu kami kecolongan."
"Mereka pasti langsung tawuran," tuturnya.
Ia juga mengaku sudah mengintruksikan RT dan RW setempat agar dapat mengamankan wilayah yang kerap dijadikan tempat berkumpul anak-anak nakal itu.
Namun demikian, tidak jarang RT dan RW juga takut dan tidak mau bermasalah dengan anak-anak nakal tersebut.
Sebelumnya, seorang transgender bernama Mira meregang nyawa karena dipukuli dan dibakar hidup-hidup oleh para bajing loncat (Bajilo) di garasi kontainer wilayah Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
Pekerja Seks Komersial (PSK) itu dituduh telah mencuri dompet dan handphone milik seorang sopir truk.
Mira pun dipukuli oleh para anak-anak itu sebelum akhirnya dibakar hidup-hidup, Sabtu (4/4/2020).
Baca: PSBB Disetujui Menkes, Dishub Kini Bisa Batasi Pergerakan Kendaraan Pribadi di Jakarta
Nyawa Mira tidak dapat tertolong ketika dibawa pihak keluarga ke Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara Minggu (5/4/2020).
Kabar tersebut diinformasikan akun Twitter Arus Pelangi @aruspelangi.
"TRANSPHOBIA KILLS!!!!
Seorang kawan Transpuan di Jakarta Utara bernama Mira meninggal dunia krn menjadi korban pembakaran oleh massa.