Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita ON tentang Sosok Mira yang Tewas Akibat Dikeroyok dan Dibakar Hidup-hidup di Cilincing

Mira dikenal sebagai transgender pekerja seks senior di daerah Kalibaru. Kata ON, pekerja seks yang sudah berumur pasti mengenal siapa Mira

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita ON tentang Sosok Mira yang Tewas Akibat Dikeroyok dan Dibakar Hidup-hidup di Cilincing
Warta Kota/Desy Selviany
Tiga pelaku pembakar transgender hidup-hidup di Cilincing, Jakarta Utara ditangkap. Polres Metro Jakarta Utara langsung menggelar konferensi pers, Rabu (8/4/2020). 

Dari cerita Lurah Kalibaru, Suyono, remaja-remaja tersebut kerap terlibat aksi kriminalitas.

Mereka yang juga warga dari luar Kelurahan Kalibaru itu kerap menyulut tawuran di kawasan itu.

Suyono mengatakan, para pengeroyok Mira umumnya remaja-remaja di bawah 20 tahun.

Mereka bukan hanya warga Kalibaru, melainkan banyak juga warga dari luar Kalibaru.

"Tidak bisa digeneralisirkan karena kejadiannya di Kalibaru maka itu warga kami."

"Karena faktanya banyak juga itu ternyata warga luar wilayah kami seperti dari Semper Barat, Koja, Cilincing, bahkan Bekasi," kata Suyono saat dihubungi, Selasa (7/4/2020).

Suyono tidak menampik satu titik wilayahnya, tepatnya di kolong jembatan layang tol, kerap dijadikan tempat kumpul-kumpul remaja nakal.

Kolong tol yang beralih fungsi menjadi garasi kontainer itu kerap dijadikan sebagai tempat berbuat keonaran.

Berita Rekomendasi

"Terkadang kami patroli bersama tiga pilar pergoki anak-anak itu tengah mabok dengan lem aibon," ujar Suyono.

Namun, mereka mengaku kerap kesulitan memproses hukum anak-anak itu.

Sebab, perbuatan itu tidak termasuk pelanggaran hukum.

"Apalagi, banyak yang di bawah umur."

"Akibatnya kami hanya dapat kembalikan ke orangtua untuk dibina," ungkapnya.

Bukan hanya ngelem dan mabuk-mabukan, anak-anak itu juga disebut kerap membuat keributan di wilayah sekitar.

Bahkan, tawuran bagi mereka sudah menjadi rutinitas karena dilakukan hampir setiap hari dan tanpa sebab.

"Namun karena banyak juga dari luar warga, kami jadi kami susah membinanya."

"Mereka kami pulangkan namun besok-besok kembali lagi," jelasnya.

Suyono mengklaim pihaknya bersama polisi dan TNI setempat kerap mengamankan wilayah itu dari anak-anak nakal tersebut.

Bahkan, mereka memiliki program Ayo Jaga yang merupakan patroli rutin antara Satpol PP, TNI, dan Polisi.

Meski demikian, ia mengakui anak-anak dari luar wilayahnya itu kerap kembali lagi seusai diusir dan ditangkapi saat patroli.

"Kalau kami tidak jaga saja sehari itu kami kecolongan."

"Mereka pasti langsung tawuran," tuturnya.

Ia juga mengaku sudah mengintruksikan RT dan RW setempat agar dapat mengamankan wilayah yang kerap dijadikan tempat berkumpul anak-anak nakal itu.

Namun demikian, tidak jarang RT dan RW juga takut dan tidak mau bermasalah dengan anak-anak nakal tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Sosok Transgender Mira Dibakar Hidup-hidup: Tak Pulang Kampung Puluhan Tahun, Cari Duit Jadi PSK

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas