Pemulung di Bantargebang Bekasi Kesulitan Jual Plastik karena Pabrik Daur Ulang Tutup
Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar berimbas tidak banyak juga sampah plastik yang bisa dipungut
Editor: Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Wabah Covid-19 ternyata berimbas terhadap pendapatan para pemulung.
Mereka saat ini bingung karena kesulitan menjual plastiknya karena banyak pelapak yang telah pulang kampung.
"Pelapak pulang kampung karena pabrik-pabrik daur ulang juga banyak yang telah tutup," ujar Rusmarnie Rusli, Koordinator Komunitas Plastik Untuk Kebaikan dalam keterangannya, Senin (13/4/2020).
Apalagi dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar, tidak banyak juga sampah plastik yang bisa mereka pungut.
Pendapat Marnie dibenarkan oleh Ningsih, Ibu dua anak yang telah memulung di Rawa Semut, Bekasi selama 15 tahun.
Pendapatannya menurun drastik, selain karena semua larangan keluar rumah, semua kegiatan juga dibatasi.
"Sekarang untuk menyambung hidup keluarga, kami mencari kangkung atau bayam liar di sekitar tempat tinggal kami,“ ujar Ningsih.
Baca: Miliki Perda LP2B, Lampung Didorong Buat Peta Geospasial
Baca: KISAH Kakek Zulmanis, Pemulung di Padang Pernah Diusir Istri karena Hanya Serahkan Rp 50 Ribu
Baca: Anggaran Tersedot Covid-19, ASN Eselon I-II Tak Terima THR, Eselon III ke Bawah Cair Tapi Berkurang
Saat wabah seperti ini, para pemulung tidak dianggap, beda sekali dengan saat pilkada, banyak yang mendatangi kami untuk mencari dukungan suara.
Sampai hari ini belum ada wakil rakyat atau pemerintah yang memberi perhatian akan nasib kami.
"Belum ada yang mendatangi kami untuk didata sebagai penerima bantuan,” ujar Ropiah, pemulung Bantar Gebang yang masih memegang KTP Indramayu.
Di Bantar Gebang terdapat lebih kurang 11.000 orang yang berprofesi sebagai pemulung dan ada sekitar 60% sudah memiliki KTP Bekasi.
Sisanya adalah pendatang yang masih memegang KTP daerah asal.
“Kami bersukur masih banyak yang peduli. Selain sumbangan anggota komunitas dan masyarakat, kami juga mendapat donasi dari perusahaan dan ormas seperti Aqua, Unilever, Pengurus Aisiyah Bekasi dan Anak Negeri Trip Adventure,” ujar Marnie lagi
Diah Lestari Budiarti MKes, selaku perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah yang juga mewakili PDA Bekasi dan rumah Sehat Ibu Anak Aisyiyah, mengaku sangat berterima kasih dengan program #SembakoUntukPahlawanLingkungan yang digagas oleh Komunitas Plastik Untuk Kebaikan ini.
Baca: Latihan Berintensitas Tinggi Ala Marc Klok di Rumah: Menu Running Wajib Dilakukan
Baca: Ilmuwan Prancis Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Lama dari Paparan Suhu Tinggi
“Saat ini yang diperlukan masyarakat adalah kepedulian terhadap sesama. Sekecil apapun bantuan itu akan diapresiasi oleh masyarakat”, ujar Diah
Arif Mujahidin Direktur Komunikasi Danone di Indonesia mengaku senang bisa turut berkontribusi dalam penanganan wabah COVID 19 ini.
“Kami ucapkan terimakasih atas inisiatif KPUK, kami yakin inisiatif ini sangat membantu masyarakat terdampak wabah COVID 19 ini. Semoga inisiatif dan kerjasama antar permangku kepentingan bisa diteruskan dalam kerangka gotong royong untuk saling membantu dan saling jaga antar sesama anak bangsa.”
Arif menambahkan Danone Indonesia telah berkomitmen untuk membantu penanganan wabah COVID 19 melalui kerjasama dengan berbagai komponen termasuk pemerintah daerah, rumah sakit, organisasi kesehatan maupun organisasi sosial kemasyarakatan lain.
Bantuan diberikan berbentuk aneka alat kesehatan maupun makanan dan minuman.