Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wabah Corona, Kejahatan Jalanan di Jakarta Berkurang, Kasus Penipuan Masker Marak

Di saat sulit seperti saat ini, masih ada saja segilintir oknum yang tega melakukan penipuan berkedok jual masker online.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Wabah Corona, Kejahatan Jalanan di Jakarta Berkurang, Kasus Penipuan Masker Marak
Tribunnews/Irwan Rismawan
Manusia gerobak berada di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2020). Pemerintah memprediksi, dalam skenario sangat buruk angka kemiskinan di Indonesia bisa bertambah mencapai 3,78 juta orang dampak pandemi virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo mengatakan, selama pandemi Covid-19, angka kejahatan penipuan online berkedok jual masker terus meningkat.

Angka kejahatan jalanan malah berkurang.

"Yang agak naik kasus tipu online, terutama masalah pembelian masker," kata Hery saat dikonfirmasi, Rabu (15/4/2020).

Pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait sejumlah laporan yang diadukan ke kepolisian.

Masyarakat yang hendak membeli masker secara online diimbau agar tidak tergiur dengan tawaran harga masker murah yang dijual secara online.

"Hati-hati dalam bertransaksi online, gunakan aplikasi yang terpercaya yang telah terjamin keamanannya."

"Jangan tergiur harga murah dan janji-janji barang akan segera dikirim," ujar Hery.

Baca: Ditegur Tak Pakai Masker, Penumpang Ngamuk Keluarkan Pisau ,Ternyata Bawa Senpi Juga

Berita Rekomendasi

Kendati demikian, secara umum selama pandemi Covid-19, angka kriminalitas kejahatan jalanan (street crime) di Jakarta Timur cenderung menurun.

Hal itu terjadi salah satunya karena banyak warga yang tidak keluar rumah guna mencegah penyebaran Covid-19.

"Iya (kriminalitas menurun)."

"Di Jakarta Timur memang ada penurunan untuk kasus-kasus curat (Pencurian dengan pemberatan), curas (pencurian dengan kekerasan), curanmor (pencurian kendaraan bermotor)," ujar Hery.

Modus Jual Masker Murah Lewat Instagram

DA (23), mahasiswi perguruan swasta di Jakarta, terpaksa harus berurusan dengan pihak berwajib.

Wanita asal Bogor itu melakukan penipuan online modus menawarkan masker murah kepada korbannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kapolresta Bandara Soetta Kombes Adi Ferdian menjelaskan, tersangka telah meraup keuntungan puluhan juta rupiah dari aksinya itu.

Korban yang merupakan pegawai Garuda Maintenance Facilities (GMF) Bandara Soetta telah mentrasfer uang sebesar Rp 28 juta.

Namun, DA tak juga memberikan masker yang dijualnya melalui akun Instagram tersebut.

"Pengakuan pelaku sudah dua kali melakukan aksinya ini."

"Total yang didapatkannya sebesar Rp 30 juta, tapi masih kami dalami lagi," ujar Adi saat dijumpai Wartakotalive di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (1/4/2010).

Korban lain yang terjerat olehnya yakni Garciela.

Graciela telah mengirim uang Rp 2 juta namun masker tersebut tak kunjung ada.

"Dia memanfaatkan kondisi saat ini di tengah wabah Virus Corona."

"Orang-orang kesulitan mencari masker, kemudian pelaku menjual masker dengan harga murah dengan jumlah banyak," tuturnya.

Modus yang dilakukan, tersangka menawarkan masker dalam jumlah banyak dan harga murah, melalui media sosial.

Namun, DS ternyata cuma mencari foto tumpukan masker dari Google, lalu dipostingnya melalui akun Instagram itu.

"Maskernya itu fiktif tidak ada. Kami menjeratnya dengan Pasal 378 tentang penipuan. Ancaman hukumannya 4 tahun penjara," terang Adi.

Korban Pegawai Garuda

Ade Fita (25), pegawai Garuda Maintenance Facilities (GMF), tertipu puluhan juta rupiah karena membeli masker murah.

Ia pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kapolresta Bandara Soetta Kombes Adi Ferdian Saputra menjelaskan, setelah mendapatkan laporan tersebut, pihaknya segera melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Menurutnya, awalnya korban membuka aplikasi Instagram dengan akun Sensimask.

"Akun tersebut menjual masker merk Sensi dengan harga murah," ujar Adi saat dijumpai Wartakotalive di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (1/4/2020).

Dalam akun itu, pelaku menjual 30 karton atau 1.200 boks masker yang hanya dijual seharga Rp 42 juta.

Korban merasa tertarik dengan penawaran iklan tersebut, lalu menghubungi nomer telepon yang tertera.

"Korban membeli masker ini perorangan, karena di tengah wabah Corona dan bekerja kesehariannya di bandara," ucapnya.

Kemudian terjadi kesepakatan harga antara korban dan penjual.

Korban mentransfer uang kepada penjual itu sebesar Rp 28 juta untuk DP awal pembayaran.

"Setelah ditransfer, korban janjian bertemu dengan penjual ini."

"Tetapi penjual itu tidak muncul-muncul sehingga korban melaporkannya ke polisi," ucap Adi.

Polisi pun akhirnya melakukan penangkapan terhadap pelaku pada Jumat (27/3/2020).

Tersangka merupakan wanita berinisial DA (23).

"Tersangka kami amankan di daerah Bogor. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Adi.

Mahasiswi Jurusan Farmasi

Jajaran Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang mengungkap kasus penipuan penjualan masker murah.

Tersangka diketahui seorang wanita berinisial DA (23), yang telah menipu pegawai Garuda Maintenance Facilities (GMF) Bandara Soetta.

"Tersangka ini kesehariannya sebagai mahasiswi," ujar Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Adi Ferdian saat ditanyai Wartakotalive, Rabu (1/4/2020).

Adi menerangkan, DS melakukan penipuan online modus menawarkan masker murah.

Bahkan korban telah mengirim uang sebesar Rp 28 juta, namun tersangka tak juga memberikan masker tersebut.

"Pelaku kuliah di salah satu universitas swasta yang ada di Jakarta," ucapnya.

Menurutnya, tersangka mengambil foto tumpukan masker dari Google, kemudian diposting di akun instagram miliknya.

Wanita berusia 23 tahun tersebut memasang iklan dengan foto itu berisikan menjual masker murah.

Masker merk Sensi 30 karton atau 1.200 boks dijual seharga Rp 42 juta.

"Tersangka ini kuliah jurusan Farmasi. Baru masuk kuliah tahun 2019 kemarin."

"Dia sudah melakukan penipuan sebanyak 3 kali, tapi masih kami dalami lagi," papar Adi. (*)

Penulis: Rangga Baskoro

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas