Cerita Pilu Chef di Bekasi yang Dirumahkan Tanpa Upah, Terpaksa Jual Ayam dan Bakso Geprek
Gara-gara pandemi virus corona atau Covid-19, Guntur terpaksa tak bekerja alias dirumahkan oleh tempat di mana dia bekerja
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Penyebaran itu terus masif, hingga adanya anjuran tidak keluar rumah dan jangan berkerumun atau nongkrong.
Sedangkan tempat ia bekerja itu merupakan kafe tempat orang berlama-lama untuk nongkrong.
"Dari situ sudah khawatir ya, waktu awal-awal kan cuma dibatasi saja jam operasionalnya, itu juga kan sudah sepi."
"Sampai akhirnya ditutup sementara malnya," ucap Guntur.
Saat dirumahkan, perubahaan drastis itu sangat dirasakan.
Apalagi, perusahaan tempatnya bekerja yang seharusnya tetap memberikan gaji, tidak diberikan.
Total ada 19 karyawan di tempatnya bekerja.
Ia yang dianggap senior oleh teman-temannya telah beberapa kali berbicara dengan atasannya.
Akan tetapi, tak mendapatkan respons.
Padahal, ia dan teman-temannya tidak mempermasalahkan meski upahnya tak dibayar secara utuh.
Sebab, dalam kondisi sulit ini, uang untuk biaya hidup sangat dibutuhkan.
"Kalau tenant lain, tempat kerja lain, masih pada digaji walaupun dirumahkan, ya ada yang utuh ada yang setengah."
"Kami juga ngerti, jangan sampai enggak dikasih gaji begini sama sekali," keluh Guntur yang telah bekerja di kafe itu selama tiga tahun.
Guntur menerangkan alasan tak diberikan gaji dikarenakan kafe tempatnya bekerja merupakan franchise, tidak langsung milik perusahaan pusat.