Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengeloka Taman Safari Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Pakan Hewan, Satwa pun Dipaksa Puasa

Akibat ditutupnya kunjungan wisatawan sejak wabah Covid-19 melanda, pengelola TSI pun kini mulai kesulitan memenuhi kebutuhan pakan hewan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengeloka Taman Safari Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Pakan Hewan, Satwa pun Dipaksa Puasa
TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
Pengunjung Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jumat (6/3/2020) 

Akibat ditutup, tentu tidak ada pendapatan bagi pengelola untuk menambah biaya perawatan dan memenuhi kebutuhan pakan satwa setiap harinya.

Alhasil, pihak TSI Bogor hanya bisa mengandalkan tabungan yang semakin hari semakin menipis.

Untuk menyiasatinya, jika biasanya pakan satwa karnivora di TSI Bogor menggunakan daging rusa import, kini diganti daging ayam lokal saja.

Sementara untuk jadwal makan, digilir sehari makan sehari berpuasa.

Yulius mengakui kebutuhan satwa pemakan daging ini cukup berat mengingat jumlah mereka juga tidak sedikit.

Apalagi porsi makan golongan kucing besar yang banyak, bisa mencapai 5 kilogram daging per ekor.

Baca: Penerapan PSSB Buat Masyarakat Stres? Reza Indragiri Paparkan Soal Pandemi Psikis

"Kalau mereka di alam liar kan juga begitu ya kalau tidak salah. Misal hari ini dapat buruan, lalu besoknya tidak dapat, mereka berpuasa," tutur Yulius.

Berita Rekomendasi

Sedangkan untuk satwa herbivora atau pemakan tumbuhan, pengelola TSI melakukan penanaman berbagai jenis sayuran secara mandiri sebagai kebutuhan pangan para satwa.

Walau demikian, kata Yulius, para pengelola TSI Bogor tetap berkomitmen memberi pakan, merawat dan menjaga satwa-satwa koleksi yang pada dasarnya merupakan satwa yang dilindungi.

Seekor bayi gajah di Taman Safari Cisarua yang lahir saat pandemi Covid-19.
Seekor bayi gajah di Taman Safari Cisarua yang lahir saat pandemi Covid-19. (Istimewa/ tribunnewsbogor.com)

Rumahkan Karyawan

Tak hanya memaksa hewan berpuasa, pengelola TSI juga terpaksa merumahkan sementara sebagian karyawannya hingga kondisi kembali stabil dari wabah virus corona.

"Karyawan honorer yang dirumahkan," kata Yulius.

Namun ia menegaskan, hingga saat ini mereka yang dirumahkan masih berstatus karyawan. Sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan pihak TSI Bogor.

Baca: Nantikan Kehamilan 7 Tahun, Zainab Kehilangan Bayinya Setelah 4 Jam karena Ada Pembantaian Masal

"Artinya, para honorer tersebut akan dipekerjakan lagi jika situasi dan kondisi telah kembali normal," ujar Yulius.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas