Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mabruri: Saya Menangis, Kantong Saya Kosong

Saya sudah menjalani bisnis ini kurang lebih sudah 15 tahunan. Kalau dari orang tua sudah hampir 30 tahun.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Mabruri: Saya Menangis, Kantong Saya Kosong
TRIBUNNEWS.COM/LUCIUS GENIK
Mabruri (41), seorang pebisnis bedug 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabruri (41), seorang pebisnis bedug online, menangis. Puluhan pesanan bedug khusus Hari Raya Idul Fitri tahun 2020 yang datang padanya ditunda oleh para pemesan. Dampak dari penundaan pesanan bedug tersebut Mabruri merugi ratusan juta.

15 tahun lamanya Mabruri menggeluti bisnis bedug. Ia dan keluarga menggantungkan hidup hanya dari bisnis bedug online yang dimilikinya. Dalam sebuah wawancara dengan Tribun, Mabruri mencurahkan isi hatinya. Ia mengaku sangat prihatin melihat kondisi bisnis bedug online miliknya di bulan Ramadan tahun ini.

"Saya tidak punya pemasukan lain selain dari bisnis bedug ini. Harapan saya sebelumnya bisa "panen" ketika Ramadan, tapi situasinya malah seperti ini," ungkap Mabruri kepada Tribun melalui saluran telepon, Senin (18/5).

Baca: Ramadan di Tengah Corona, Penyesuaian Tradisi Daerah, Bedug Online hingga Tak Ada Sahur on The Road

Berikut petikan wawancara lengkap Tribun dengan Mabruri.
Sudah berapa lama menggeluti bisnis bikin bedug?
Saya sudah menjalani bisnis ini kurang lebih sudah 15 tahunan. Kalau dari orang tua sudah hampir 30 tahun.

Kenapa milih jadi pebisnis bedug?
Karena memang mengikuti orang tua pertama. Kemudian bagi saya bisnis bedug itu sudah meyakinkan bahwa itu jalan usaha saya. Terus hasilnya pun sudah lumayan juga kalau yang saya rasakan, karena dibandingkan bisnis-bisnis lain yang pernah saya coba.

Akhirnya saya merasa bikin bedug jalan usaha saya. Untuk saat ini usaha bikin bedug bagi saya tidak ada duanya.

PENJUAL BEDUG - Jelang ramadan para pedagang bedug sudah mulai gelar dagangannya di Jalan Masmanyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa(6/5/2020). Karena bencana pandemi Covid-19, beduk yang di jual berkisaran harga 80 ribu hingga jutaan ini sepi pembeli. WARTA KOTA/henry lopulalan
PENJUAL BEDUG - Jelang ramadan para pedagang bedug sudah mulai gelar dagangannya di Jalan Masmanyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa(6/5/2020). Karena bencana pandemi Covid-19, beduk yang di jual berkisaran harga 80 ribu hingga jutaan ini sepi pembeli. WARTA KOTA/henry lopulalan (WARTA KOTA/WARTA KOTA/henry lopulalan)

Pesanan di masa pandemi saat ini bagaimana?
Pesanan bedug menurun drastis. Di bulan puasa ini saya sama sekali tidak mengeluarkan bedug, cuma satu unit bedug dan kentongan dua. Kalau biasanya puluhan.

Berita Rekomendasi

Pribadi saya untuk Ramadan saat ini, terkait dengan Covid-19 ini sangat besar pengaruhnya bagi saya. Benar-benar disuruh diam di rumah itu benar-benar.

Baca: Survei ILO: Ketahanan Hidup Perusahaan Hampir Habis, Pekerja Makin Terancam

Pengaruh Covid sangat besar ke kehidupan mas Mabruri, apa bisa dijelaskan?
Benar-benar suruh diam di rumah itu benar-benar. Awal adanya virus ini sampai bulan Ramadan hampir habis saya benar-benar di rumah saja, tidak gerak. Bisnis saya jadi mati, tidak berjalan. Karena memang mungkin karena masjid-masjid banyak yang ditutup. Banyak juga pesanan yang ditunda akhirnya.

Pesanan ditunda oleh para pemesan?
Sama pemesan ditunda dulu pesanan bedug itu. Nanti setelah beres masalah Covid-19 ini baru dilanjutkan. Saya sendiri sangat prihatin.

Total pesanan yang ditunda itu berapa banyak?
Kira-kira ada 30 pesanan yang sementara ini ditunda.

Apa semua pesanan itu untuk Hari Raya?
Kebnyakan untuk Hari Raya, sebelum malam takbiran semua pesanan itu harus selesai. Karena kalau bulan Ramadan sebelum-sebelumnya itu pesanan bisa puluhan yang ukuran masjid.

Ukurannya 100x150. Biasanya sebelum Ramadan saya sudah stok barang dan keperluan untuk bikin bedug. Karena kalau dikerjakan di bulan Ramadan tidak terkejar.

Baca: Balita 4 Tahun Meninggal Carena Covid-19 di Medan

Dari penundaan itu kerugian yang mas alami berapa banyak?
Sekitar beberapa, rata-rata kerugian yang saya alami Rp 200 jutaan.

Bedug paling murah berapa harganya?
Di saya paling murah Rp 3.500.000. Kalau yang paling mahal itu di Ramadan kali ini harusnya pesanan dari daerah Subang. Rata-rata yang ukuran 100x150. Ini bedug ukuran standar masjid. Harganya bisa Rp 12 juta sampai Rp 15 juta.

Dari 30 pesanan yang ditunda itu berapa banyak pesanan yang ukuran 100x150?
Yang standar masjid itu 100x150, itu pesanan terbanyak. Karena itu saya rugi besar bulan Ramadan tahun ini.

Perajin memilih kulit Kambing untuk dijadikan bedug di kawasan Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020). Menjelang Lebaran, pedagang bedug musiman di daerah Pasar Kambing Tanah Abang mengaku penjualaannya turun drastis hingga 50 persen sejak diberlakukanya Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) akibat dampak COVID-19. Tribunnews/Jeprima
Perajin memilih kulit Kambing untuk dijadikan bedug di kawasan Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2020). Menjelang Lebaran, pedagang bedug musiman di daerah Pasar Kambing Tanah Abang mengaku penjualaannya turun drastis hingga 50 persen sejak diberlakukanya Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) akibat dampak COVID-19. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Menurut Anda melihat kondisi bisnis di situasi saat ini ?
Prihatin. Tapi harus gimana lagi dan mau bagaimana lagi? Siapa sih yang tahu dan siapa sih yang mau kondisi seperti ini? bagi saya semua masalah tentu ada hikmahnya.

Apa hikmah yang mas dapat dengan situasi Covid-19 ini?
Alhamdulillah kalau bagi saya pribadi tidak mengurangi aktivitas apapun. Semuanya masih lancar kecuali bisnis bedug. Kalau melihat bisnis bedug saya nangis mas, kantong saya kosong.

Sangat terdampak ya?
Sangat parah. Saya sama sekali tidak ada pemasukan. Saya tidak punya pemasukan lain selain dari bisnis bedug ini. Harapan saya satu tahun ini sebenarnya dari Bulan Suci Ramadan. Harapan saya sebelumnya bisa "panen" ketika Ramadan, tapi situasinya malah seperti ini.

Ngomong-ngomong pembuatan satu bedug berapa lama pengerjaannya?
Tergantung pesanan. Jadi kalau memang pesannya itu yang sudah siap, dalam artian kulitnya sudah dipasang, tidak dari nol itu, tinggal finishing saja, paling bisa saya kerjakan lima hari selesai.

Seminggu kurang lebih. Kalau memang yang dipesan itu oleh konsumen barangnya sudah ada, saya tinggal minta alamat masjid. Kalau pesanan bedug itu benar-benar dari nol, belum ada bahannya itu 15 sampai 20 hari saya kerjakan.

Dari mana belajar bikin bedug?
Saya tidak benar-benar belajar sendiri. Karena orang tua saya buat bedug, jadi saya ikut mereka bikin dan jadi bisa. Saya sekarang juga sebagai pemasaran untuk online juga. (tribun 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas