Menengok Kehidupan Panti Lansia, Kisah Pilu Kakek Nenek Menua, Dibuang, Ada yang Sampai Meninggal
Betapa pedih hati ini ketika mendengar lansia yang tinggal di sini tak tahu keberadaan keluarga mereka.
Editor: Anita K Wardhani
"Ada keluarga yang enggak mau ke sini, udah ditelponin, bilangnya saya enggak punya biaya. Udah gitu doang. Tega bener anaknya bilang begitu. Kita enggak minta uang, sebenarnya kita ingin dia hadir ke situ melihat pemakamannya," kenangnya.
Ada juga kisah lainnya, menurut petugas lainnya, ada keluarga yang terbilang berpendidikan dan berkecukupan membiarkan ayahnya tidur di panti.
Anaknya enggan mengurusnya.
Pihak keluarga baru menyesal ketika ayahnya meninggal di panti.
"Keluarga berduit enggak mau menerima ayahnya, anaknya juga enggak mau menerima. Ketika meninggal, anaknya baru pada menangis," ujarnya.
Mereka yang dibawa ke panti berpeluang besar bakal menghabiskan masa hidupnya di sana.
Jarang pihak keluarga yang mencari mereka. Dinas Sosial pun kesulitan mencari keluarganya lantaran mereka tak beridentitas. Saat ditanya, mereka kerapkali lupa asal usulnya.
Dibina
Ketika tidak diacuhkan pihak keluarga, mereka dimanusiakan di dalam panti.
Setidaknya ada pihak yang memerhatikan mereka meski tentu perlakuannya tetap tidak sama seperti keluarga terdekat.
Selama di Panti, mereka mengikuti berbagai aktivitas yang diberikan oleh petugas seperti, keterampilan dan senam.
"Kegiatan motorik mereka kita latih. Yang bisa jalan mereka buat keterampilan, kalau enggak bisa biasanya mereka mengisi waktu dengan aktivitas kerohanian," ujar Daniel.
Para lansia juga dibina agar mereka menganggap panti sebagai rumah mereka dan teman satu panti sebagai saudaranya.
Mereka diajarkan gotong royong seperti saling membantu membagi-bagikan makanan di panti.