Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ganjil Genap untuk Motor Dinilai Bisa Membuat Penumpukan Penumpang di Angkutan Umum

Abdul menilai, penularan virus corona atau Covid-19 berpotensi lebih besar terjadi di angkutan umum massal dibandingkan dengan kendaraan pribadi

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Ganjil Genap untuk Motor Dinilai Bisa Membuat Penumpukan Penumpang di Angkutan Umum
WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha
Suasana lalu lintas di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, terpantau ramai lancar , Rabu (3/6/2020). Kebijakan ganjil genap di DKI Jakarta akan kembali diterapkan. Sebelumnya, peniadaan sementara ganjil genap di Ibu Kota telah diperpanjang beberapa kali oleh Kepolisian, yaitu pada 15 Maret hingga 19 April 2020, kemudian diperpanjang hingga 22 Mei 2020 dan selanjutnya bertambah menjadi 4 Juni 2020. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana penerapan pemberlakuan ganjil genap untuk sepeda motor di wilayah Ibukota dikritik oleh Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz. 

Abdul meminta agar kebijakan tersebut tidak diterapkan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB masa transisi masih diberlakukan. 

Baca: Sejumlah Orang Bawa Paksa Jenazah Covid-19 dari RS Paru Surabaya, Ini Fakta-faktanya

"Kami berharap ganjil genap nggak diterapkan (selama masa transisi)," ujar Abdul, saat dihubungi, Selasa (9/6/2020).

Abdul menilai, penularan virus corona atau Covid-19 berpotensi lebih besar terjadi di angkutan umum massal dibandingkan dengan kendaraan pribadi. 

Menurutnya, dalam masa transisi seperti ini, masyarakat justru jangan diikat dengan kebijakan tersebut. 

Sehingga kapasitas 50 persen penumpang pada angkutan umum massal bisa terwujud. 

Berita Rekomendasi

"Masyarakat bisa menggunakan kendaraan pribadi lebih banyak, sehingga kendaraan umum tidak berdesak-desakan, kapasitas 50 persennya lebih bisa tercapai," kata dia.

Baca: Barry Likumahuwa Kenang Sosok Ayahnya: Perfeksionis dan Partner Asyik dalam Bermusik

Politikus PKS tersebut juga mengatakan bahwa Pemprov DKI saat ini tengah kekurangan sumber daya untuk mengatur dan mengawasi penerapan protokol kesehatan selama 24 jam penuh.

"Kalau kita punya kemampuan yang cukup untuk bisa mengontrol ya silahkan saja, tapi kenyataannya kan tidak. Berarti kebijakan yang harus disesuaikan," tandasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas