Warga Binaan Lapas Perempuan Pondok Bambu Hilangkan Stres dengan Budidaya Lele
Menurut Herlin, budidaya lele memang baru-baru ini dilakukan dan diajarkan kepada warga binaan. Hasilnya tak mengecewakan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
Tapi karena covid agak terhenti, karena kita tidak bisa menerima tamu dari luar, misal instruktur.
Bulan Juni apalagi tahapannya?
Menjahit, salon, dan tata boga. Pelatihnya dari pihak ketiga. Misal salon tata rias wajah dan rambut. Hampir semua kegiatan diikuti dan tidak boleh satu orang mengikuti hanya dua kegiatan saja. Hampir semuanya mereka antusias untuk mengikuti.
Hasil karya menyulam dan membatik?
Dipasarkan, lalu ada pameran di Kementerian Perindustrian. Kita juga ada website, lalu masuk e-commerce.
Namun, covid tidak hanya kendala di Lapas tapi seluruh pihak juga terdampak. Tata boga tetap berjalan.
Baca: Abash Beberkan Kondisi Terkini Lucinta Luna di Rutan Pondok Bambu
Selain budidaya lele, apa dipasarkan keluar?
Memang rencana seperti itu. Tapi lele karena baru perdana panen. Kemarin kita panen 60 kilogram. Kebetulan konsumennya pegawai Lapas, jadi belum sempat kita jual ke luar.
Idenya, saya memang karena ada lahan sedikit dan warga binaan mau mencoba. Mereka mencoba budidaya sendiri. Tentu kami sempat mengundang ahlinya, supaya dibantu dilatih warga binaan.
Apa yang khas dari LP perempuan?
Kalau perempuan identik bersih dan cantik. Otomatis saya mengajak mereka bahwa tunjukan kalau mereka mampu. Mereka membersihkan sendiri. Pengaturan per kamar ada piket.
Untuk mengurangi stres warga binaan?
Dengan pembinaan kepribadian dan kemandirian tadi. Ada juga menari, musik, yang hobinya musik silakan. Termasuk membangun taman untuk mengurangi. Wajar rindu dengan keluarga. Namun karena kondisi seperti ini (covid) harus mengerti.