Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berapa Biaya yang Ditanggung Pasien Sekali Gugurkan Kandungan? Ini Patokannya

Semakin tinggi usia janin pasien, maka akan semakin mahal harga yang harus dibayar oleh si pasien.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Berapa Biaya yang Ditanggung Pasien Sekali Gugurkan Kandungan? Ini Patokannya
Warta Kota/Muhammad Azzam
Lokasi Klinik Aditama Medika II berlokasi di Jalan pendidikan, Kampung Siluman, RT 03 RW 19, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang dijadikan tempat praktik aborsi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Klinik aborsi Dr SWS, Sp. OG mematok dengan harga bervariasi setiap pasiennya.

Harga yang diminta tergantung dengan usia kandungan para calon pasiennya.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan usia janin yang bisa dilakukan penindakan terbagi empat kriteria.

Semakin tinggi usia janin pasien, maka akan semakin mahal harga yang harus dibayar oleh si pasien.

"Masalah biaya sangat bergantung kepada besar atau usia janin. Usia janin disini kita bagi empat kriteria 6-7 minggu, 8-10 Minggu, 10-12 Minggu, dan 15-20 minggu. Biayanya sangat bergantung kepada kesulitan setelah dilakukan pemeriksaan awal baik pemeriksaan medis maupun pemeriksaan dalam bentuk USG," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Rinciannya, biaya usia kandungan 6-7 minggu sebesar Rp 1,5 juta sampai dengan Rp 2 juta, usia kandungan 8-10 minggu dengan biaya Rp 3 juta sampai dengan Rp 3,5 juta, usia kandungan 10-12 minggu dengan biaya Rp 4 juta sampai dengan Rp 5 juta dan usia 15-20 minggu dengan biaya Rp 7 juta sampai dengan Rp 9 juta.

Berdasarkan data yang dimiliki Polda Metro Jaya, dalam sehari klinik tersebut melakukan aborsi sebanyak 5 kali. Rata-rata pendapatan yang diterima oleh klinik tersebut mencapai Rp 70 juta perbulan. 

Baca: Polisi Bongkar Praktik Klinik Aborsi di Senen, Janin Disiram Cairan Asam Lalu Dibuang ke Kloset

Berita Rekomendasi

Tubagus mengatakan pembagian uang tersebut dilakukan dengan sistim bagi hasil. Di antaranya, klinik, pengelola hingga para calo yang mencari pasien yang ingin menggugurkan kandungan.

"Misalnya orang datang. Setelah orang datang bernegosiasi, diperiksa, hasil pemeriksaan menjadi dasar negosiasi, ditentukan harga. Kemudian pembagiannya adalah 40 persen jatah dokter atau medis, 40 persen diberikan kepada calo, dan 20 persen untuk jatah pengelola," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Subdit 3 Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkap dan menangkap pihak yang terlibat praktik aborsi yang dilakukan sebuah klinik di Jakarta Pusat. Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan sebanyak 17 tersangka.

Praktik aborsi tersebut diketahui berada di klinik Dr SWS, Sp. OG, Jalan Raden Saleh I, Kenari, Senen, Jakarta Pusat. Peristiwa tersebut diusut berdasarkan LP/878/VIII/YAN.2.5/SPKT PMJ tertanggal 3 Agustus 2020 lalu.

"Awal penyelidikan salah satu dari tersangka kita kemarin itu adalah orang yang juga melakukan aborsi di tempat ini. Aborsi tidak sesuai dengan ketentuan dan sudah kita amankan 17 tersangka," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Tubagus mengatakan 17 tersangka itu memiliki peran masing-masing dalam kasus aborsi itu. Mereka adalah SS, SWS, TWP, EM, AK, SMK, W, J, M, S, WL, AR, MK, WS, CCS, HR, dan LH.

Rinciannya, 6 tersangka dari tenaga medis yang terdiri dari 3 orang dokter, 1 bidan dan 2 orang perawat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas