Cafe di Jakarta Diizinkan Buka Tapi Pengunjung Dilarang Berdansa dan Joget Ramai-ramai
Surat edaran itu diteken Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya pada 25 Agustus 2020.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan restoran dan cafe untuk buka.
Namun melarang restoran dan kafe menggelar event khusus berbayar yang mengundang artis terkenal baik artis dalam maupun luar negeri.
Aturan tersebut tertera pada poin 4 Surat Edaran (SE) Nomor 342/SE/2020 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Live Musik pada jenis Usaha Restoran atau Rumah Makan atau Kafe.
Surat edaran itu diteken Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya pada 25 Agustus 2020.
"Bagi para pengusaha restoran atau rumah makan atau kafe dilarang mengadakan event atau show khusus live musik dengan mendatangkan artis terkenal baik dalam maupun luar negeri yang berpotensi meningkatkan kerumunan pengunjung," bunyi keterangan dalam SE tersebut.
Baca: Daftar 4 Masker yang Aman Dipakai saat Nonton Film di Bioskop
Gumilar menjelaskan, live music yang tidak diberbolehkan adalah pertunjukan berbayar yang mendatangkan artis terkenal.
Alasannya, pertunjukan berbayar cenderung mengundang banyak penonton dan berpotensi menciptakan kerumunan sehingga rentan menjadi lokasi penyebaran Covid-19.
"Yang belum diperbolehkan itu adalah mengadakan event atau show khusus live musik karena berpotensi menimbulkan kerumunan," kata Gumilar saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (27/8/2020).
Intinya dengan ada event show khusus apalagi dengan menjual tiket, artinya kan akan dibanjiri pengunjung yang mau nonton," sambungnya.
Larang pengunjung berdansa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang para pengunjung restoran dan kafe berdansa pada acara live musik.
Aturan tersebut tertera pada poin 3 Surat Edaran (SE) Nomor 342/SE/2020 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Live Musik pada jenis Usaha Restoran atau Rumah Makan atau Kafe.
Surat edaran itu diteken Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya pada 25 Agustus 2020.
"Bagi para pengunjung atau tamu yang hadir dilarang melantai atau dansa pada saat live music berlangsung," kata Gumilar dikutip dari surat edaran, Kamis (26/8/2020).
Tak hanya itu, Disparekraf DKI juga mengimbau pemilik restoran dan kafe menggelar live music tanpa mengundang kerumunan dan menyesuaikan volume sound system yang digunakan.
"Kegiatan live musik di restoran atau rumah makan atau kafe agar tetap menjaga volume sound system dalam batas yang wajar," ucap Gumilar.
Surat edaran itu juga melarang pemilik restoran dan kafe menggelar event khusus berbayar yang menggundang artis terkenal baik artis dalam maupun luar negeri.
Alasannya, pertunjukkan berbayar cenderung mengundang banyak penonton dan berpotensi menciptakan kerumunan sehingga rentan menjadi lokasi penyebaran Covid-19.
• Jubir Satgas Covid-19 Sebut Nonton Bioskop Bisa Tingkatkan Imunitas, DPRD DKI: Tayangkan Saja di TV
Band akustik diizinkan
Pemerintah provinsi DKI Jakarta mengizinkan pemilik restoran, rumah makan atau kafe menggelar live musik dengan syarat band yang ditampilkan adalah band akustik.
Aturan tersebut tertera dalam Surat Edaran (SE) Nomor 342/SE/2020 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Live Musik pada jenis Usaha Restoran atau Rumah Makan atau Kafe.
Surat edaran itu diteken Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya pada 25 Agustus 2020.
"Jenis band live musik yang diperbolehkan adalah jenis band akustik dengan jumlah personel atau musisi maksimal empat orang termasuk penyanyi," kata Gumilar dikutip dari surat edaran, Kamis (26/8/2020).
Dalam surat edarannya, Gumilar juga mewajibkan para musisi menggunakan masker, saling menjaga jarak, dan tidak berinteraksi langsung dengan pengunjung.
Dikonfirmasi terpisah, Gumilar memberikan dispensasi bagi vokalis untuk tidak menggunakan masker saat tampil live musik.
"(Masker untuk vokalis) disesuaikan di lapangan, bisa pakai face shield. Kalau personel lainnya itu wajib harus menggunakan masker," ujar Gumilar. (Kompas.com)